Minggu, 05 November 2017

Pengertian Sistem Informasi Psikologi

I. Pengertian Sistem

a. Al Fatta (2007) mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling tergorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain.
b. Menurut Poerwadarminta (2003) sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang berupa alat dan lain sebagainya, yang bekerja sama untuk melaksanakan tujuan tertentu.
c. Jogiyanto (2005) berpendapat bahwa sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa system adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan saling terorganisasi yang bekerja sama untuk melaksanakan dan menyelesaikan tujuan tertentu.

II. Pengertian Informasi

a. Al Fatta (2007) menyampaikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
b. Menurut Alamsyah (2005) informasi adalah data yang telah diolah dengan cara tertentu sesuai dengan bentuk yang diperlukan.
c. Haryadi (2009) berpendapat bahwa informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan kejadian-kejadian yang nyata.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah dioleh dengan cara tertentu menjadi sebuah bentuk yang lebih berguna dan bermanfaat bagi penerimanya.

III. Pengertian Psikologi

a. Dakir (1993) mengemukakan bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
b. Gardner Murphy (dalam Sarwono, 2009) berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
c. Menurut Heru Basuki (2008), psikologi itu adalah ilmu pengetahuan ilmiah yang mempelajari perilaku, sebagai menifestasi dari kesadaran proses mental, aktivitas motorik, kognitif,dan emosional.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku tingkah laku manusia serta proses mental, aktivitas motoric, kognitif dan emosional.

IV. Pengertian Sistem Informasi Psikologi

Dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat kombinasi dari manusia dan teknologi yang dimaksudkan mengolah data mengenai perilaku manusia sehingga menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu. Sistem informasi psikologi juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan psikologi yang dapat bermanfaat bagi penggunanya.

V. Daftar Pustaka

Alamsyah, Z. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

 Al Fatta, H. (2007). Analisis dan perancangan sistem informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern. Yogyakarta: ANDI

Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi Umum. Depok : Universitas Gunadarma.

Dakir. (1993). Dasar-dasar psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Haryadi, H. (2009). Administrasi Perkantoran. Jakarta: Visi Media.

Jogiyanto. (2005). Analisis dan desain sistem informasi. Yogyakarta : Penerbit Andi

Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus umum bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sarwono, S. W. (2009). Pengantar psikologi umum. Jakarta : Rajawali Pers

Jumat, 18 November 2016

Kekuasaan dan Pengaruh

A.    Definisi kekuasaan
Kekuasaan mengacu pada kemampuan yang dimilik A untuk mempengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Definisi ini mengimplikasikan sebuah potensi yang tidak perlu di aktualisasikan agar efektif.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
B.     Sumber kekuasaan
Kekuasaan sendiri bersumber dari 2 bentuk, yaitu formal dan personal. Kekuasaan formal merupakan kekuasaan yang didapat dari posisi seseorang dalam suatu organisasi. Bisa berasal dari kemampuan untuk memakasa atau memberi hadiah, atau juga berasal dari otoritas. Sedangkan kekuasaan personal bersumber dari keunikan karakteristik seseorang.

Kekuasaan Formal:
  • ·       Kekuasaan menghargai (reward power)

Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk member penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. Dalam kekuasaan ini seseorang akan menurut karena akan menghasilkan manfaat positif. Seseorang yang dapat membagikan hadiah yang dianggap berarti bagi yang diberi akan mendapatkan kekuasaan atas diri mereka. Hadiah ini bisa berupa finansial atau non finansial.
  • ·       Kekuasaan memaksa (coercive power)

Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. Kekuasaan ini bergantung pada rasa takut seseorang akan hasil negatif yang dirasakan karena tidak dapat mematuhi atasan. Kekuasaan ini bertumpu pada penggunaan atau ancaman penggunaan sanksi fisik seperti memberikan rasa sakit, rasa frustasi karena keterbatasan pergerakan, atau pengendalian secara paksa.
  • ·         Kekuasaan sah (legitimate power)

Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu. Secara keseluruhan kekuasaan yang sah merupakan kekuasaan yang lebih luas dari kekuasaan memaksa dan kekuasaan menghargai, karena menyangkut penerimaan posisi seseorang sebagai pihak otoritas oleh para anggota.

            Kekuasaan Personal:
  • ·         Kekuasaan keahlian (expert power)

Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli
  • ·          Kekuasaan rujukan (referent power)

Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi c contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain.

C.     Mana saja landasan kekuasaan yang paling efektif?
Tiga landasan dari kekuasaan formal (koersif(paksaan), penghargaan, mengesahkan) dan dua landasan dari kekuasaan pribadi (ahli, rujukan) mana yang paling penting? Penelitian menunjukan bahwa kekuasaan pribadi yang paling efektif. Baik ahli dan tenaga rujukan berhubungan positif antara kepuasan karyawan dengan pengawasan, sedangkan penghargaan dan kekuasaan yang sah tampaknya tidak terkait dengan hasil penelitian ini. Salah satu sumber daya --kekuasaan koersif-- benar-benar dapat menjadi bumerang dalam masalah hubungan yang negatif pada kepuasan karyawan dan komitmen.
• Kekuasaan dan keadilan yang dirasakan
Individu pada posisi yang berkuasa cenderung di salahkan atas kegagalan mereka dan percaya untuk keberhasilan mereka ke tingkat yang lebih besar dari pada mereka yang memiliki daya kekuasaan yang kurang.
• Kepercayaan mengemukakan sebagai dasar pikiran yang umum
Ketika menguasai sesuatu yang mengharuskan diri sendiri untuk mengontrol, maka diri kita-lah yang membuat orang lain bergantung pada kita, dan karena itu kita memperoleh kekuasaan atas mereka.
D.    Definisi Pengaruh
Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan  proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektifitas kepemimpinan.

E.     Pengaruh Taktik Organisasi

- Mengesahkan (Legitimacy) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
- Persuasi Rasional (Rational Persuasion) :terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
- Daya tarik Inspirasional (Inspirasional Appeals) : terjadi jika seseorang memoengaruhi orang lain dengan menggunakan suatypermintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
- Konsultasi (Consultation) :terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
- Pertukaran (Exchange) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
Daya tarik Pribadi (Personal Appeals) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
- Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
-Tekanan (Pressure) : terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
- Koalisi (Coalition) : terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.

F.      Faktor Kontribusi Perilaku Politik
Tidak semua kelompok atau organisasi sama-sama politik. Dalam beberapa organisasi, berpolitik adalah terbuka dan merajalela, sementara dalam politik lain memainkan kecil peran dalam mempengaruhi hasil.  Beberapa karakteristik individu, berasal dari kualitas yang unik yang merupakan hasil dari organisasi budaya atau lingkungan internal.
Para peneliti telah mengidentifikasi ciri-ciri kepribadian, kebutuhan, dan faktor-faktor lain mungkin berhubungan dengan politik tingkah laku. Dalam hal sifat, kita menemukan bahwa karyawan yang tinggi self-monitor, memiliki internal locus of control, dan memiliki kebutuhan tinggi untuk daya yang lebih cenderung terlibat dalam perilaku politik. Diri yang lebih sensitif isyarat sosial, kesesuaian sosial, lebih mungkin untuk menjadi terampil dalam perilaku politik dari diri-monitor rendah. Karena mereka percaya mereka dapat mengontrol lingkungan mereka, individu dengan internal locus of control lebih rentan untuk mengambil sikap proaktif dan berusaha untuk memanipulasi situasi menguntungkan mereka. Tidak mengherankan, Machiavellian kepribadian-ditandai dengan keinginan untuk memanipulasi dan keinginan untuk kekuasaan-nyaman menggunakan politik sebagai sarana untuk kepentingan.
G.    Impression Management
impression management adalah proses saat seorang individu berusaha mengontrol persepsi orang lain terhadapnya. Dan, kebanyakan individu melakukannya untuk mendapat sesuatu seperti yang telah dicontohkan tadi. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang melakukan impression management cenderung sukses dalam wawancara pekerjaan dan evaluasi kerja, dibandingkan yang tidak. Namun, hati-hati, apabila seseorang melakukan IM secara berlebihan. Ia malah akan tidak dipercaya. Atau, kasarnya, dicap penjilat.

Berikut adalah beberapa teknik IM:


1.Conformity
Conformity adalah menyetujui apa yang dikatakan orang lain dengan tujuan mendapatkan persetujuan dari orang tersebut. Misalnya: Dina berkata pada atasannya bahwa strategi yang dilakukan Si Bos adalah yang terbaik. Sehingga, Si Bos menganggap Dina sebagai pendukungnya. Selanjutnya, mungkin saja Dina mendapatkan promosi dalam pekerjaannya.
2.Excuses
Mencari alasan untuk menyelamatkan diri dan agar tidak terlihat begitu jelek di mata orang lain. Bobi mengatakan kalau target pemasangan iklan produk di surat kabar sedikit terlambat dari jadwal yang ditentukan. Padahal, memang tidak ada juga yang merespons iklan itu. Jadi, terlambat atau tidak, tidak masalah. Namun, dengan Bobi melakukan itu, berarti ia sudah berusaha menyelamatkan `muka`-nya.
3.Apologies
Meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat merupakan salah satu contoh IM yang populer. Dan, diantara kita pasti pernah melakukannya. Seperti yang terjadi sehari-hari. Kita pasti pernah membuat laporan tanpa menyertakan detail-detail penting, lalu meminta maaf atas kesalahan itu.
4.Self-promotion
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Tapi, hati-hati, jika didengar orang lain, kesannya jadi sombong. Misalnya, Hendri mengatakan pada atasannya kalau dia adalah aset perusahaan karena proyek yang tengah ditanganinya bisa selesai hanya dalam 6 minggu. Sementara, jika Bambang yang menanganinya baru selesai dalam 6 bulan.
5.Flattery
Memberikan pujian pada orang lain sehingga diri sendiri terlihat positif dan lebih disukai. Lina memuji Desi kalau pekerjaannya sangat memuaskan. Dan memang, Lina belum tentu dapat menyelesaikan pekerjaan itu sebaik Desi.
6.Favors
Melakukan sesuatu untuk orang lain agar mendapatkan persetujuan dari orang tersebut. Contohnya: Seorang salesperson berkata pada klien yang potensial, “Hei, saya punya 2 tiket gratis nonton di bioskop A. Silakan ambil! Anggap saja ucapan terima kasih karena Anda telah menyediakan waktu untuk mendengarkan presentasi saya”.
7.Association
Menjaga citra orang lain dengan menghubungkan satu informasi tentang dirinya dan orang lain. Misalnya, Heri yang sedang melakukan wawancara pekerjaan. Saat wawancara, Heri mengatakan pada si pewawancara bahwa atasan si pewawancara dulu adalah teman sekolah Heri dan berteman baik dengannya. Harapannya, si pewawancara akan mendapat informasi positif dari atasannya tentang Heri.

Selasa, 24 Mei 2016

Anoreksia Nervosa


Pengertian Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan suatu masalah kesehatan di mana pengidapnya terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan sangat takut jika diri mereka terlihat gemuk. Saking takutnya, tubuh mereka bahkan selalu dianggap masih kurang kurus atau masih gemuk meski kenyataannya tidak seperti itu.
Usia enam belas hingga tujuh belas tahun merupakan usia yang dianggap rawan bagi gangguan ini untuk mulai muncul, dan mayoritas pengidap anoreksia berasal dari kalangan remaja putri dan wanita dewasa.
Untuk membuat tubuh mereka tetap sekurus mungkin, pengidap anoreksia akan berusaha keras membatasi porsi makan seminimal mungkin dan berolahraga secara berlebihan. Pengidap anorexia menggunakan minuman keras dan obat pencahar, sama seperti bulimia. Mereka mengontrol kalori yang di dapat dengan memuntahkan setelah mereka makan atau dengan penyalahgunaan obat laxative, diuretic atau enema.
Anorexia nervosa tidak benar-benar mengenai makanan. Ini merupakan cara tidak sehat untuk mengatasi masalah emosional. Ketika anda memiliki anorexia nervosa, anda sering menyamakan kekurusan adalah bernilai.
Anorexia nervosa dapat sulit diperbaiki. Tetapi dengan pengobatan, anda dapat meningkatkan pemikiran yang lebih baik mengenai siapa diri anda, mengembalikan kebiasaan makan yang sehat dan menyembuhkan beberapa komplikasi serius anorexia.
Gejala Anoreksia Nervosa
Karena pengidap anoreksia sangat terobsesi untuk menurunkan berat badan mereka serendah mungkin, maka gejala utama dari kondisi ini adalah berat badan yang turun secara drastis hingga berada di bawah batas sehat.
Sebagai upaya dalam memenuhi obsesi mereka terhadap tubuh yang sangat kurus, pengidap anoreksia akan melakukan berbagai hal, di antaranya dengan membatasi porsi makanan, memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan, dan berbohong jika ditanya apakah mereka sudah makan.
Penderita anoreksia umumnya selalu memakai baju yang longgar dan rutin melakukan pengukuran, penimbangan, atau pengamatan tubuh mereka di depan cemin. Selain itu, mereka akan sering melakukan olahraga secara berlebihan dan minum obat-obatan penekan nafsu makan atau pun pencahar.
Dari gejala-gejala tersebut, terlihat jelas bahwa penyakit anoreksia bukan hanya merupakan masalah kesehatan fisik, tapi juga berkaitan dengan masalah psikologi.
Ketidakpuasan akan berat tubuh menjadikan pengidap anoreksia kurang memiliki kepercayaan diri. Mereka merasa bahwa harga diri mereka dipengaruhi oleh berat badan. Akibatnya ketidakpercayaan diri ini membuat mereka mengucilkan diri dan tidak lagi tertarik untuk bersosialisasi dengan orang lain. Karena itu tidak sedikit pengidap anoreksia yang pada akhirnya memiliki masalah dalam hubungannya dengan orang lain, terutama dalam keluarga, pertemanan, pendidikan, maupun pekerjaan.
  •  Gejala Fisik Anoreksia Nervosa
·         Hilang berat badan secara ekstrim
·         Terlihat kurus
·         Kadar darah yang tidak normal
·         Kelelahan
·         Tidak bisa tidur
·         Pusing atau pingsan
·         Perubahan warna kebiruan di jari
·         Kuku rapuh
·         Rambut yang tipis, patah atau rontok
·         Terlambat menstruasi
·         Konstipasi
·         Kulit kering
·         Tidak tahan terhadap dingin
·         Ritme jantung yang tidak beraturan
·         Tekanan darah rendah
·         Dehidrasi
·         Osteoporosis
·         Bengkak pada lengan atau kaki
  • Gejala emosi dan kebiasaan anoreksia nervosa
·         Menolak untuk makan
·         Menyangkal rasa lapar
·         Berolahraga secara berlebihan
·         Suasana hati yang datar, atau lemah emosi
·         Menarik diri dari lingkungan social
·         Mudah marah
·         Berkurangnya ketertarikan terhadap aktifitas seksual
·         Depresi
·         Kemungkinan penggunaan produk herbal atau obat diet
Penyebab Anoreksia Nervosa
  •       Pengaruh lingkungan
Pola pikir yang terbentuk akibat pengaruh lingkungan dapat memicu anoreksia, contohnya adalah iklan di media masa. Pada zaman sekarang ini tubuh kurus dianggap sebagai syarat mutlak kecantikan. Pemikiran tersebut kemudian diperkuat dan disebarluaskan oleh iklan, sehingga tidak sedikit masyarakat yang terpengaruh, terutama remaja.
Alasan kenapa pengidap anoreksia kebanyakan dari kalangan remaja adalah banyaknya perubahan tubuh, perubahan hormon dan masa-masa stres atau cemas. Pada masa ini, kepercayaan diri remaja sangat rendah sehingga mereka sering bimbang dan mudah dipengaruhi. Selain akibat pengaruh hormon, ejekan dan tekanan yang dialami seorang remaja di sekolah juga dapat memicu terjadinya anoreksia
Sementara itu, anoreksia nervosa juga bisa muncul akibat tuntutan pekerjaan dan peristiwa yang mengecewakan, misalnya seperti putus hubungan.
  •   Faktor keturunan dan Biologis
Beberapa orang secara genetik mudah terkena anorexia. Wanita muda dengan saudara kandung perempuan atau ibu dengan gangguan makan memiliki risiko yang lebih tinggi. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga pengidap gangguan makan, depresi, atau pecandu obat-obatan terlarang, diyakini memiliki risiko lebih besar untuk mengidap anoreksia.
Selain faktor keturunan atau genetika, anoreksia diduga bisa terjadi akibat adanya perubahan pada kadar hormon dan fungsi otak juga. Perubahan tersebut mungkin saja memengaruhi bagian otak yang mengendalikan nafsu makan atau memicu perasaan bersalah dan khawatir akibat banyak makan.
  •     Faktor Psikologis
Mereka dengan anorexia memiliki karakteristik yang berkontribusi terhadap anorexia. Sebagai contoh mereka memiliki kepercayaan diri yang rendah. Mereka mungkin memiliki kepribadian obsesif-kompulsif bawaan yang membuatnya lebih mudah untuk tetap melakukan diet ketat dan tidak makan ketika lapar. Mereka mungkin juga memiliki sifat perfeksionis yang tinggi, dengan maksud mereka tidak akan berpikir bahwa mereka telah cukup kurus.
  •      Sosiokultural
Kultur negara barat sering menanamkan dan mempertebal keinginan untuk kurus. Media banyak menayangkan gambar model atau aktor bertubuh kurus. Kesuksesan dan keberhasilan selalu dikaitkan dengan tubuh kurus. Faktor pertemanan sebaya dapat menjadi alasan untuk menjadi kurus, khususnya pada gadis muda. Bagaimanapun, anorexia dan gangguan makan lain telah ada sejak berabad lalu, menunjukkan bahwa sosiokultural bukanlah semata-mata menjadi penyebab.

Diagnosis Anoreksia Nervosa
Dalam mendiagnosis anoreksia, pertama-tama dokter akan menanyakan dahulu mengenai pola makan dan berat badan pasien, misalnya seberapa jauh dia mengkhawatirkan berat badannya dan apakah sering memuntahkan kembali makanan yang telah dikonsumsinya.
Setelah itu dokter juga akan mengumpulkan data tentang berat badan pasien, terutama jika pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Untuk menentukan berat badan sehat, dokter akan menghitung body mass index atau indeks massa tubuh (IMT). IMT adalah penghitungan berat badan yang mengacu kepada rasio berat dan tinggi seseorang. Manfaat penghitungan IMT ini adalah untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kelebihan, kekurangan atau berat badan yang sehat.
Rumus yang dipakai dalam penghitungan IMT adalah berat tubuh dalam kilogram dibagi dengan tinggi tubuh dalam satuan meter kuadrat (m²). Sebagai contoh jika berat badan pasien 66 kilogram dan tingginya adalah 1,65 meter, maka perhitungannya adalah 66/1,65×1,65 = 24,24 kg/m²
IMT yang normal bagi orang Asia dewasa adalah 18.5-22.9 (kg/m2), sedangkan IMT yang normal bagi anak-anak dan remaja tergantung pada usia mereka. Pada orang dewasa, kondisi anoreksia dapat dicurigai apabila IMT berada di bawah 17,5.
Tidak ada tes khusus dalam diagnosis anoreksia. Dokter mungkin tidak perlu melakukan tes khusus untuk mendiagnosis anoreksia nervosa, namun biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui apakah pasien mengalami komplikasi akibat anoreksia. Hal-hal yang perlu diperiksa dokter adalah:

  • ·         Tekanan darah

  • ·         Denyut nadi

  • ·         Tangan dan kaki

  • ·         Suhu tubuh

Dokter juga biasanya akan meminta pasien melakukan gerakan fisik sederhana untuk melihat kekuatan otot-otot pasien. Gerakan fisik sederhana yang dimaksud adalah seperti jongkok, berdiri, dan bergeser ketika duduk.
Seseorang rentan terkena masalah pada jantung jika mengidap anoreksia. Masalah jantung tersebut salah satunya adalah detak jantung yang tidak teratur. Biasanya untuk menentukan hal tersebut, dokter melakukan pemeriksaan elektrokardiogram.


Faktor Risiko
  • Anorexia lebih banyak terjadi pada wanita meskipun baik laki-laki maupun wanita dapat juga mengalami anorexia.
  • Anorexia lebih umum terjadi pada mereka yang berusia remaja.
  • Genetik. Para ahli menemukan area pada kromosom 1 menunjukkan hubungan peningkatan risiko anorexia nervosa. Sebagai tambahan, anorexia nervosa menurun pada keluarga.
  •  Mereka yang mengalami kenaikan berat badan akan merasa rendah diri. Perubahan berat badan ini akan memicu seseorang untuk memulai diet yang ekstrim.
  • Masa transisi. Ketika baru pindah sekolah, rumah atau pekerjaan, putusnya hubungan, atau kematian atau sakit yang diderita oleh mereka yang dicintai, perubahan tersebut dapat membawa tekanan emosional dan meningkatkan risiko anorexia nervosa.
  • Olahraga, pekerjaan dan aktivitas seni. Beberapa bidang pekerjaan, olahraga dan seni yang menuntut tubuh kurus dapat meningkatkan risiko anorexia bagi mereka yang berkecimpung di dalamnya.
  • Media yang secara rutin menunjukkan gambar model dan aktor yang kurus dapat membuat penggemarnya ingin memiliki tubuh seperti mereka dan menempatkan risiko anorexia terhadap mereka yang ingin seperti model dan aktor tersebut.
Pengobatan Anoreksia Nervosa
Jika Anda memiliki keluarga atau teman yang mengidap anoreksia, lakukanlah pendekatan secara halus lalu membujuk agar mereka mau mendapatkan pertolongan medis. Membujuk pengidap anoreksia agar mau berobat tidaklah mudah. Biasanya mereka akan menganggap bahwa apa yang telah mereka lakukan merupakan hal yang benar dan akan menolak mengakui bahwa diri mereka sebenarnya bermasalah.
Karena itulah kesabaran serta dukungan secara terus-menerus berperan sangat penting bagi kesembuhan penderita anoreksia. Jangan pernah mengkritik atau membuat mereka merasa tertekan karena hal tersebut hanya akan memperburuk situasi. Sampaikanlah bahwa bujukan dan dukungan Anda tersebut semata-mata karena mengkhawatirkan kesehatan mereka.
Adakalanya pengobatan harus dilakukan secara paksa jika kondisi anoreksia sudah memasuki tahap berbahaya dan mengancam nyawa pengidap. Dalam kasus seperti ini, sebaiknya keluarga segera membawa pengidap ke rumah sakit agar cepat-cepat ditangani.
Pengobatan anoreksia nervosa biasanya dilakukan dengan cara mengombinasikan terapi psikologi dengan pemulihan berat badan yang diawasi. Sangat penting untuk melakukan pengobatan sedini mungkin, terlebih jika pasien sudah kehilangan sejumlah besar berat badannya. Selain itu, penanganan secepatnya dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi.
  • ·         Penanganan anoreksia melalui aspek psikologis
Sejumlah pengobatan psikologis bisa diterapkan untuk mengobati anoreksia. Biasanya pengobatan akan berlangsung dari setengah hingga satu tahun bahkan lebih lama, tergantung kepada kondisi pengidap atau tingkat keparahan anoreksia. Di bawah ini diuraikan sejumlah terapi yang dilakukan sebagai bagian dari penanganan.
  • ·         Terapi kognitif analitik dengan menelusuri masa lalu pasien
Terapi ini didasarkan kepada teori yang menyatakan bahwa masalah kesehatan mental termasuk anoreksia disebabkan oleh pola pikir dan tingkah laku tidak sehat yang dibentuk sejak pasien masih kanak-kanak atau remaja. Terapi ini melibatkan tiga tahapan proses.
                        Tahap pertama adalah reformulasi. Pada tahap reformulasi, biasanya spesialis terapi akan mencari tahu pengalaman pasien pada masa lalu yang mungkin bisa menjadi alasan kenapa pola-pola yang tidak sehat tersebut bisa berkembang.
Tahap kedua adalah pengenalan. Seorang ahli terapi akan membantu pasien melihat dan memahami bagaimana pola-pola yang tidak sehat tersebut berkontribusi terhadap anoreksia.
Tahap ketiga atau tahap terakhir adalah revisi. Pada tahap ini, sejumlah perubahan yang dapat menghentikan pola-pola yang tidak sehat tersebut diidentifikasi, dikaji, kemudian diterapkan.
  • ·         Mengubah pola pikir negatif dengan terapi perilaku
Perilaku seseorang biasanya merupakan buah dari pola pikirnya. Begitu pula sebaliknya, tingkah laku dapat membentuk pola pikir juga. Banyak hal-hal tidak realistis yang diyakini sebagai sesuatu yang benar oleh pengidap anoreksia. Misalnya mereka merasa harga diri mereka tergantung pada berat badan mereka. Mereka sangat takut diejek atau tidak dihargai lagi oleh orang lain karena dianggap gemuk.
Oleh karena itu, melalui terapi perilaku kognitif, ahli terapi akan berusaha membantu pasien mengubah pemikiran negatif mengenai makanan dan penampilan menjadi suatu pola pemikiran yang positif dan realistis, sehingga diharapkan perilaku menyimpang pasien dapat hilang.
  • ·         Terapi interpersonal yang mengkaji lingkungan pengidap
Terapi ini mendasarkan teori kepada hubungan lingkungan dengan anoreksia, di mana lingkungan dan orang di sekitar memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk keadaan psikologis si pengidap. Teori tersebut menyimpulkan bahwa kepercayaan diri yang rendah serta rasa cemas yang dialami pengidap timbul dari interaksinya dengan orang-orang di sekitar.
Selama terapi ini, ahli terapi akan berusaha menelaah hal-hal negatif yang berkaitan dengan hubungan interpersonal pasien dan mencari tahu cara mengatasi hal-hal negatif tersebut.
  • ·         Peran keluarga sebagai bagian dari pengobatan anoreksia
Peran keluarga sangat penting bagi kesembuhan pengidap anoreksia karena biasanya keluarga adalah pihak yang paling merasakan dampak anoreksia itu sendiri. Selain harus berusaha memahami kondisi yang sedang dialami si pengidap, keluarga juga dapat bekerja sama dengan dokter dalam membantu mempercepat proses kesembuhan.
  • ·         Menaikkan berat badan secara berkala dan aman
Sebagai bagian dari rencana pengobatan, dokter akan menyertakan saran-saran mengenai bagaimana menaikkan berat badan pasien secara aman. Dokter juga akan terus memantau kesehatan fisik pasien. Bagi pasien anak-anak dan remaja, tinggi badan mereka akan diperiksa secara berkala untuk memastikan mereka tumbuh secara normal.
Menaikkan berat badan secara normal harus dilakukan secara bertahap. Sebagai langkah pertama, ahli terapi biasanya akan meminta pasien untuk berusaha makan secara teratur, meski dalam porsi yang sedikit. Terapi ini dianggap berhasil setelah pola makan pasien kembali normal dengan asupan gizi yang cukup, termasuk vitamin dan mineral. Diharapkan melalui terapi ini, pasien bisa kembali menaikkan berat badan sebanyak setengah hingga satu kilogram perminggu.
  • ·         Penanganan anoreksia dengan menggunakan obat-obatan
Jika anoreksia hanya diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan, biasanya hasilnya tidak akan efektif. Penggunaan obat-obatan baru akan terasa efektif jika dikombinasikan dengan terapi lain. Obat-obatan juga digunakan untuk menangani masalah-masalah psikologis yang terkait dengan anoreksia, seperti depresi dan gangguan kompulsif obsesif. Obat-obatan tersebut di antaranya adalah olanzapine dan selective serotonin reuptake inhabitors (SSRIs).
SSRIs merupakan sejenis antidepresan. Obat ini dapat membantu meredakan depresi dan rasa cemas terkait anoreksia. Biasanya dokter akan memberikan obat ini jika berat badan pasien telah kembali normal. Pemberian SSRIs kepada pasien dengan berat badan di bawah normal dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping buruk.
Sedangkan olanzapine merupakan obat-obatan yang diberikan kepada pengidap anoreksia yang tidak merespons kepada metode pengobatan lainnya. Obat ini dapat membantu meredakan rasa cemas yang berkaitan dengan pola makan atau berat badan.
Pengobatan anoreksia tidak dapat dilakukan secara instan. Untuk pulih sepenuhnya, pengidap bisa membutuhkan waktu beberapa tahun karena seiring menjalani pengobatan pun, beberapa dari mereka masih mengalami gangguan makan.
Masalah kesehatan yang muncul
Masalah kesehatan yang dirasakan pengidap anoreksia disebabkan oleh sedikitnya asupan makanan, terutama dalam jangka waktu yang panjang. Beberapa masalah kesehatan tersebut adalah:
  • ·         Sakit kepala dan pusing
  • ·         Kembung
  • ·         Konstipasi
  • ·         Kelelahan
  • ·         Tangan dan kaki yang terlihat mengalami perubahan warna akibat buruknya sirkulasi
  • ·         Demam
  • ·         Rambut rontok
  • ·         Kulit kering
  • ·         Masalah pada pertumbuhan fisik dan pubertas pada anak-anak dan remaja
  • ·         Insomnia
  • ·         Detak jantung tidak teratur
  • ·         Dehidrasi
  • ·         Tekanan darah rendah
  • ·         Tumbuhnya rambut halus di sekujur tubuh
  • ·         Kuku yang mudah patah
  • ·         Sakit perut
  • ·         Gangguan menstruasi pada wanita.

Komplikasi
Beberapa masalah kesehatan atau bahkan kematian dapat terjadi jika anoreksia tidak segera ditangani. Komplikasi muncul akibat kurangnya nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, dalam hal ini dari asupan makanan.
Contoh-contoh komplikasi yang dapat muncul akibat anoreksia diantaranya adalah anemia, tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, dan bahkan gagal jantung. Pengidap anoreksia juga terancam menderita kerusakan pada hati dan ginjal.
Pada anak-anak dan remaja, anoreksia dapat menghambat perkembangan fisik. Pada orang dewasa, khususnya wanita, kondisi ini dapat menyebabkan osteoporosis, gangguan menstruasi, dan kemandulan. Sedangkan pada pria dewasa, anoreksia dapat menyebabkan impoten dan disfungsi ereksi.
Anoreksia selama kehamilan
Seorang wanita hamil yang mengidap anoreksia dapat berisiko mengalami keguguran, melahirkan bayi prematur, melahirkan bayi berbobot rendah, dan terkadang proses melahirkannya harus dibantu dengan operasi cesar. Wanita hamil yang mengidap anoreksia biasanya akan terus dipantau oleh dokter, baik semasa kehamilannya, maupun setelah melahirkan.
Bukan hanya wanita hamil yang bisa menjadi pengidap anoreksia, wanita mantan pengidap anoreksia yang hamil pun masih perlu mendapatkan pengawasan, serta mendapatkan dukungan selama masa kehamilan mereka.


SUMBER :

Jumat, 01 April 2016

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ABRAHAM MASLOW

Dalam teori kepribadian sehat ada beberapa macam point yang dijabarkan tentang pendekatan maslow terhadap kepribadian. Dimana salah satunya maslow menyelidiki kesehatan psikologis, dimana satu-satunya orang yang dipelajari adalah orang yang ssehat.
Konsep mental menurut Abraham Maslow:

 A.Hierarki kebutuhan manusia

Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir yang tersusun dalam suatu tingkat dari yang paling kuat sampai yang paling lemah. Ibarat suatu tangga, kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga kedua, dan seterusnya, sampai kita mampu naik pada tingkat yang paling tinggi. Dan kebutuhan-kebutuhan itu adalah :
1) Kebutuhan Fisiologis:
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup. Dan juga kebutuhan ini merupakan yang terkuat dan sifatnya amat penting dari semua kebutuhan.

2) Kebutuhan Akan Rasa Aman:
Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa aman juga merupakan kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan agar dapat melangsungkan hidup dengan baik.

3) Kebutuhan Akan Memiliki Cinta dan Kasih:
Kebutuhan ini semacam layak untuk mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap orang lain, baik seperti orang tua, kakak, adik, sahabat, ataupun saudara dengan tujuan agar merasakan perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian, dan dalam hubungan ini memberi dan menerima cinta adalah sama pentingnya.

4) Kebutuhan Akan Penghargaan:
Yaitu penghargaan yang berasal dari orang lain dan juga terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain (dari luar) misalnya popularitas ataupun keberhhasilan dalam masyarakat. Ada banyak cara juga supaya orang lain bisa menghargai kita, menurut saya apabila dengan cara yang negatif, kita bisa saja memamerkan serta gengsi kita dengan apa yang kita miliki, seperti mengendarai mobil mewah yang kita miliki, membeli rumah besar, dsb. Kita tidak dapat menghargai diri kita jika kita tidak mengetahui kita apa dan siapa.

5) Aktualisasi diri:
Apabila kita telah memuaskan semua kebutuhan diatas, maka kita didorong oleh kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Kita harus bisa menjadi menurut potensi yang kita miliki. Maslow menyebutkan apabila kita dapat memuaskan kebutuhan kita dari tingkat yang rendah, kita masih merasa aman secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa memiliki dan juga merasa bahwa kita adalah diri yang berharga. Namun apabila kita gagal dalam tahap aktualisasi diri ini, maka kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak puas. Dengan begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada diri kita sendiri dan tidak bisa dikatakan bahwa kita sehat secara psikologis.

B. Kepribadian yang sehat menurut Maslow

Maslow juga menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang, mereka juga dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi mereka berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam “metamotivation”. Ia juga menulis “Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”, itu berarti memang orang yang mampu mengaktualisasikan diri tidak berjuang melainkan berusaha.
Menurut Maslow, syarat untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi tela disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kita juga tidak membutuhkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam waktu yang sama, akan tetapi dapat membutuhkannya dalam waktu yang berbeda. Hanya kebutuhan yang sangat penting yang akan dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap momen tertentu.
Selain itu kepribadian yang sehat menurut maslow adalah individu yang berhasil mengembangkan cintanya, bukan lagi diarahkan ke dalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga menyatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.

C. Perbedaan “meta needs” dengan “deficiency needs”

1) Perbedaan “meta needs” dengan “deficiency needs
Meta needs (meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal, maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang lebih rendah.
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah, keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang  yang  kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
2) Perbedaan “meta needs” dengan “deficiency needs
Meta needs (meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal, maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang lebih rendah.
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah, keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang  yang  kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.

D. Ciri-ciri “actualized people”

Ciri dari orang yang mampu meng-aktualisasikan diri (pribadi-pribadi yang sehat)  mereka adalah sebagai berikut :
1) Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan dengan cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri dapat mengamati objek dan orang-orang didunia sekitarnya secara objektif. Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana yang mereka inginkan atau butuhkan, tetapi mereka melihatnya sebagaimana adanya, artinya mereka memandang dunia ini dengan nyata, apa adanya dan tidak menuntut lebih. Sebaliknya, orang yang kepribadiannya tidak sehat, mengamati dunia menurut ukuran-ukuran dari pandangan mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk kebutuhan dan nilai-nilai mereka. Maslow menulis bahwa “Orang yang neurotis secara emosional tidak sakit, tetapi secara kognitif dia salah”.
2) Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut. Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3) Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura.Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adat-adat social. Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4) Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwa pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakukan tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan. Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa.
5) Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain.
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.Sebaliknya, orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6) Memiliki ruang untuk diri pribadi
      Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehat sebagai malapetaka.
7) Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8) Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam. Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9) Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan. Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga. Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10) Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain. Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong. Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11) Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12) Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh.
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atau berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13) Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa.
14) Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.
15) Memiliki integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.