Selasa, 24 Mei 2016

Anoreksia Nervosa


Pengertian Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa merupakan suatu masalah kesehatan di mana pengidapnya terobsesi untuk memiliki tubuh kurus dan sangat takut jika diri mereka terlihat gemuk. Saking takutnya, tubuh mereka bahkan selalu dianggap masih kurang kurus atau masih gemuk meski kenyataannya tidak seperti itu.
Usia enam belas hingga tujuh belas tahun merupakan usia yang dianggap rawan bagi gangguan ini untuk mulai muncul, dan mayoritas pengidap anoreksia berasal dari kalangan remaja putri dan wanita dewasa.
Untuk membuat tubuh mereka tetap sekurus mungkin, pengidap anoreksia akan berusaha keras membatasi porsi makan seminimal mungkin dan berolahraga secara berlebihan. Pengidap anorexia menggunakan minuman keras dan obat pencahar, sama seperti bulimia. Mereka mengontrol kalori yang di dapat dengan memuntahkan setelah mereka makan atau dengan penyalahgunaan obat laxative, diuretic atau enema.
Anorexia nervosa tidak benar-benar mengenai makanan. Ini merupakan cara tidak sehat untuk mengatasi masalah emosional. Ketika anda memiliki anorexia nervosa, anda sering menyamakan kekurusan adalah bernilai.
Anorexia nervosa dapat sulit diperbaiki. Tetapi dengan pengobatan, anda dapat meningkatkan pemikiran yang lebih baik mengenai siapa diri anda, mengembalikan kebiasaan makan yang sehat dan menyembuhkan beberapa komplikasi serius anorexia.
Gejala Anoreksia Nervosa
Karena pengidap anoreksia sangat terobsesi untuk menurunkan berat badan mereka serendah mungkin, maka gejala utama dari kondisi ini adalah berat badan yang turun secara drastis hingga berada di bawah batas sehat.
Sebagai upaya dalam memenuhi obsesi mereka terhadap tubuh yang sangat kurus, pengidap anoreksia akan melakukan berbagai hal, di antaranya dengan membatasi porsi makanan, memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan, dan berbohong jika ditanya apakah mereka sudah makan.
Penderita anoreksia umumnya selalu memakai baju yang longgar dan rutin melakukan pengukuran, penimbangan, atau pengamatan tubuh mereka di depan cemin. Selain itu, mereka akan sering melakukan olahraga secara berlebihan dan minum obat-obatan penekan nafsu makan atau pun pencahar.
Dari gejala-gejala tersebut, terlihat jelas bahwa penyakit anoreksia bukan hanya merupakan masalah kesehatan fisik, tapi juga berkaitan dengan masalah psikologi.
Ketidakpuasan akan berat tubuh menjadikan pengidap anoreksia kurang memiliki kepercayaan diri. Mereka merasa bahwa harga diri mereka dipengaruhi oleh berat badan. Akibatnya ketidakpercayaan diri ini membuat mereka mengucilkan diri dan tidak lagi tertarik untuk bersosialisasi dengan orang lain. Karena itu tidak sedikit pengidap anoreksia yang pada akhirnya memiliki masalah dalam hubungannya dengan orang lain, terutama dalam keluarga, pertemanan, pendidikan, maupun pekerjaan.
  •  Gejala Fisik Anoreksia Nervosa
·         Hilang berat badan secara ekstrim
·         Terlihat kurus
·         Kadar darah yang tidak normal
·         Kelelahan
·         Tidak bisa tidur
·         Pusing atau pingsan
·         Perubahan warna kebiruan di jari
·         Kuku rapuh
·         Rambut yang tipis, patah atau rontok
·         Terlambat menstruasi
·         Konstipasi
·         Kulit kering
·         Tidak tahan terhadap dingin
·         Ritme jantung yang tidak beraturan
·         Tekanan darah rendah
·         Dehidrasi
·         Osteoporosis
·         Bengkak pada lengan atau kaki
  • Gejala emosi dan kebiasaan anoreksia nervosa
·         Menolak untuk makan
·         Menyangkal rasa lapar
·         Berolahraga secara berlebihan
·         Suasana hati yang datar, atau lemah emosi
·         Menarik diri dari lingkungan social
·         Mudah marah
·         Berkurangnya ketertarikan terhadap aktifitas seksual
·         Depresi
·         Kemungkinan penggunaan produk herbal atau obat diet
Penyebab Anoreksia Nervosa
  •       Pengaruh lingkungan
Pola pikir yang terbentuk akibat pengaruh lingkungan dapat memicu anoreksia, contohnya adalah iklan di media masa. Pada zaman sekarang ini tubuh kurus dianggap sebagai syarat mutlak kecantikan. Pemikiran tersebut kemudian diperkuat dan disebarluaskan oleh iklan, sehingga tidak sedikit masyarakat yang terpengaruh, terutama remaja.
Alasan kenapa pengidap anoreksia kebanyakan dari kalangan remaja adalah banyaknya perubahan tubuh, perubahan hormon dan masa-masa stres atau cemas. Pada masa ini, kepercayaan diri remaja sangat rendah sehingga mereka sering bimbang dan mudah dipengaruhi. Selain akibat pengaruh hormon, ejekan dan tekanan yang dialami seorang remaja di sekolah juga dapat memicu terjadinya anoreksia
Sementara itu, anoreksia nervosa juga bisa muncul akibat tuntutan pekerjaan dan peristiwa yang mengecewakan, misalnya seperti putus hubungan.
  •   Faktor keturunan dan Biologis
Beberapa orang secara genetik mudah terkena anorexia. Wanita muda dengan saudara kandung perempuan atau ibu dengan gangguan makan memiliki risiko yang lebih tinggi. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga pengidap gangguan makan, depresi, atau pecandu obat-obatan terlarang, diyakini memiliki risiko lebih besar untuk mengidap anoreksia.
Selain faktor keturunan atau genetika, anoreksia diduga bisa terjadi akibat adanya perubahan pada kadar hormon dan fungsi otak juga. Perubahan tersebut mungkin saja memengaruhi bagian otak yang mengendalikan nafsu makan atau memicu perasaan bersalah dan khawatir akibat banyak makan.
  •     Faktor Psikologis
Mereka dengan anorexia memiliki karakteristik yang berkontribusi terhadap anorexia. Sebagai contoh mereka memiliki kepercayaan diri yang rendah. Mereka mungkin memiliki kepribadian obsesif-kompulsif bawaan yang membuatnya lebih mudah untuk tetap melakukan diet ketat dan tidak makan ketika lapar. Mereka mungkin juga memiliki sifat perfeksionis yang tinggi, dengan maksud mereka tidak akan berpikir bahwa mereka telah cukup kurus.
  •      Sosiokultural
Kultur negara barat sering menanamkan dan mempertebal keinginan untuk kurus. Media banyak menayangkan gambar model atau aktor bertubuh kurus. Kesuksesan dan keberhasilan selalu dikaitkan dengan tubuh kurus. Faktor pertemanan sebaya dapat menjadi alasan untuk menjadi kurus, khususnya pada gadis muda. Bagaimanapun, anorexia dan gangguan makan lain telah ada sejak berabad lalu, menunjukkan bahwa sosiokultural bukanlah semata-mata menjadi penyebab.

Diagnosis Anoreksia Nervosa
Dalam mendiagnosis anoreksia, pertama-tama dokter akan menanyakan dahulu mengenai pola makan dan berat badan pasien, misalnya seberapa jauh dia mengkhawatirkan berat badannya dan apakah sering memuntahkan kembali makanan yang telah dikonsumsinya.
Setelah itu dokter juga akan mengumpulkan data tentang berat badan pasien, terutama jika pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Untuk menentukan berat badan sehat, dokter akan menghitung body mass index atau indeks massa tubuh (IMT). IMT adalah penghitungan berat badan yang mengacu kepada rasio berat dan tinggi seseorang. Manfaat penghitungan IMT ini adalah untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kelebihan, kekurangan atau berat badan yang sehat.
Rumus yang dipakai dalam penghitungan IMT adalah berat tubuh dalam kilogram dibagi dengan tinggi tubuh dalam satuan meter kuadrat (m²). Sebagai contoh jika berat badan pasien 66 kilogram dan tingginya adalah 1,65 meter, maka perhitungannya adalah 66/1,65×1,65 = 24,24 kg/m²
IMT yang normal bagi orang Asia dewasa adalah 18.5-22.9 (kg/m2), sedangkan IMT yang normal bagi anak-anak dan remaja tergantung pada usia mereka. Pada orang dewasa, kondisi anoreksia dapat dicurigai apabila IMT berada di bawah 17,5.
Tidak ada tes khusus dalam diagnosis anoreksia. Dokter mungkin tidak perlu melakukan tes khusus untuk mendiagnosis anoreksia nervosa, namun biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui apakah pasien mengalami komplikasi akibat anoreksia. Hal-hal yang perlu diperiksa dokter adalah:

  • ·         Tekanan darah

  • ·         Denyut nadi

  • ·         Tangan dan kaki

  • ·         Suhu tubuh

Dokter juga biasanya akan meminta pasien melakukan gerakan fisik sederhana untuk melihat kekuatan otot-otot pasien. Gerakan fisik sederhana yang dimaksud adalah seperti jongkok, berdiri, dan bergeser ketika duduk.
Seseorang rentan terkena masalah pada jantung jika mengidap anoreksia. Masalah jantung tersebut salah satunya adalah detak jantung yang tidak teratur. Biasanya untuk menentukan hal tersebut, dokter melakukan pemeriksaan elektrokardiogram.


Faktor Risiko
  • Anorexia lebih banyak terjadi pada wanita meskipun baik laki-laki maupun wanita dapat juga mengalami anorexia.
  • Anorexia lebih umum terjadi pada mereka yang berusia remaja.
  • Genetik. Para ahli menemukan area pada kromosom 1 menunjukkan hubungan peningkatan risiko anorexia nervosa. Sebagai tambahan, anorexia nervosa menurun pada keluarga.
  •  Mereka yang mengalami kenaikan berat badan akan merasa rendah diri. Perubahan berat badan ini akan memicu seseorang untuk memulai diet yang ekstrim.
  • Masa transisi. Ketika baru pindah sekolah, rumah atau pekerjaan, putusnya hubungan, atau kematian atau sakit yang diderita oleh mereka yang dicintai, perubahan tersebut dapat membawa tekanan emosional dan meningkatkan risiko anorexia nervosa.
  • Olahraga, pekerjaan dan aktivitas seni. Beberapa bidang pekerjaan, olahraga dan seni yang menuntut tubuh kurus dapat meningkatkan risiko anorexia bagi mereka yang berkecimpung di dalamnya.
  • Media yang secara rutin menunjukkan gambar model dan aktor yang kurus dapat membuat penggemarnya ingin memiliki tubuh seperti mereka dan menempatkan risiko anorexia terhadap mereka yang ingin seperti model dan aktor tersebut.
Pengobatan Anoreksia Nervosa
Jika Anda memiliki keluarga atau teman yang mengidap anoreksia, lakukanlah pendekatan secara halus lalu membujuk agar mereka mau mendapatkan pertolongan medis. Membujuk pengidap anoreksia agar mau berobat tidaklah mudah. Biasanya mereka akan menganggap bahwa apa yang telah mereka lakukan merupakan hal yang benar dan akan menolak mengakui bahwa diri mereka sebenarnya bermasalah.
Karena itulah kesabaran serta dukungan secara terus-menerus berperan sangat penting bagi kesembuhan penderita anoreksia. Jangan pernah mengkritik atau membuat mereka merasa tertekan karena hal tersebut hanya akan memperburuk situasi. Sampaikanlah bahwa bujukan dan dukungan Anda tersebut semata-mata karena mengkhawatirkan kesehatan mereka.
Adakalanya pengobatan harus dilakukan secara paksa jika kondisi anoreksia sudah memasuki tahap berbahaya dan mengancam nyawa pengidap. Dalam kasus seperti ini, sebaiknya keluarga segera membawa pengidap ke rumah sakit agar cepat-cepat ditangani.
Pengobatan anoreksia nervosa biasanya dilakukan dengan cara mengombinasikan terapi psikologi dengan pemulihan berat badan yang diawasi. Sangat penting untuk melakukan pengobatan sedini mungkin, terlebih jika pasien sudah kehilangan sejumlah besar berat badannya. Selain itu, penanganan secepatnya dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi.
  • ·         Penanganan anoreksia melalui aspek psikologis
Sejumlah pengobatan psikologis bisa diterapkan untuk mengobati anoreksia. Biasanya pengobatan akan berlangsung dari setengah hingga satu tahun bahkan lebih lama, tergantung kepada kondisi pengidap atau tingkat keparahan anoreksia. Di bawah ini diuraikan sejumlah terapi yang dilakukan sebagai bagian dari penanganan.
  • ·         Terapi kognitif analitik dengan menelusuri masa lalu pasien
Terapi ini didasarkan kepada teori yang menyatakan bahwa masalah kesehatan mental termasuk anoreksia disebabkan oleh pola pikir dan tingkah laku tidak sehat yang dibentuk sejak pasien masih kanak-kanak atau remaja. Terapi ini melibatkan tiga tahapan proses.
                        Tahap pertama adalah reformulasi. Pada tahap reformulasi, biasanya spesialis terapi akan mencari tahu pengalaman pasien pada masa lalu yang mungkin bisa menjadi alasan kenapa pola-pola yang tidak sehat tersebut bisa berkembang.
Tahap kedua adalah pengenalan. Seorang ahli terapi akan membantu pasien melihat dan memahami bagaimana pola-pola yang tidak sehat tersebut berkontribusi terhadap anoreksia.
Tahap ketiga atau tahap terakhir adalah revisi. Pada tahap ini, sejumlah perubahan yang dapat menghentikan pola-pola yang tidak sehat tersebut diidentifikasi, dikaji, kemudian diterapkan.
  • ·         Mengubah pola pikir negatif dengan terapi perilaku
Perilaku seseorang biasanya merupakan buah dari pola pikirnya. Begitu pula sebaliknya, tingkah laku dapat membentuk pola pikir juga. Banyak hal-hal tidak realistis yang diyakini sebagai sesuatu yang benar oleh pengidap anoreksia. Misalnya mereka merasa harga diri mereka tergantung pada berat badan mereka. Mereka sangat takut diejek atau tidak dihargai lagi oleh orang lain karena dianggap gemuk.
Oleh karena itu, melalui terapi perilaku kognitif, ahli terapi akan berusaha membantu pasien mengubah pemikiran negatif mengenai makanan dan penampilan menjadi suatu pola pemikiran yang positif dan realistis, sehingga diharapkan perilaku menyimpang pasien dapat hilang.
  • ·         Terapi interpersonal yang mengkaji lingkungan pengidap
Terapi ini mendasarkan teori kepada hubungan lingkungan dengan anoreksia, di mana lingkungan dan orang di sekitar memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk keadaan psikologis si pengidap. Teori tersebut menyimpulkan bahwa kepercayaan diri yang rendah serta rasa cemas yang dialami pengidap timbul dari interaksinya dengan orang-orang di sekitar.
Selama terapi ini, ahli terapi akan berusaha menelaah hal-hal negatif yang berkaitan dengan hubungan interpersonal pasien dan mencari tahu cara mengatasi hal-hal negatif tersebut.
  • ·         Peran keluarga sebagai bagian dari pengobatan anoreksia
Peran keluarga sangat penting bagi kesembuhan pengidap anoreksia karena biasanya keluarga adalah pihak yang paling merasakan dampak anoreksia itu sendiri. Selain harus berusaha memahami kondisi yang sedang dialami si pengidap, keluarga juga dapat bekerja sama dengan dokter dalam membantu mempercepat proses kesembuhan.
  • ·         Menaikkan berat badan secara berkala dan aman
Sebagai bagian dari rencana pengobatan, dokter akan menyertakan saran-saran mengenai bagaimana menaikkan berat badan pasien secara aman. Dokter juga akan terus memantau kesehatan fisik pasien. Bagi pasien anak-anak dan remaja, tinggi badan mereka akan diperiksa secara berkala untuk memastikan mereka tumbuh secara normal.
Menaikkan berat badan secara normal harus dilakukan secara bertahap. Sebagai langkah pertama, ahli terapi biasanya akan meminta pasien untuk berusaha makan secara teratur, meski dalam porsi yang sedikit. Terapi ini dianggap berhasil setelah pola makan pasien kembali normal dengan asupan gizi yang cukup, termasuk vitamin dan mineral. Diharapkan melalui terapi ini, pasien bisa kembali menaikkan berat badan sebanyak setengah hingga satu kilogram perminggu.
  • ·         Penanganan anoreksia dengan menggunakan obat-obatan
Jika anoreksia hanya diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan, biasanya hasilnya tidak akan efektif. Penggunaan obat-obatan baru akan terasa efektif jika dikombinasikan dengan terapi lain. Obat-obatan juga digunakan untuk menangani masalah-masalah psikologis yang terkait dengan anoreksia, seperti depresi dan gangguan kompulsif obsesif. Obat-obatan tersebut di antaranya adalah olanzapine dan selective serotonin reuptake inhabitors (SSRIs).
SSRIs merupakan sejenis antidepresan. Obat ini dapat membantu meredakan depresi dan rasa cemas terkait anoreksia. Biasanya dokter akan memberikan obat ini jika berat badan pasien telah kembali normal. Pemberian SSRIs kepada pasien dengan berat badan di bawah normal dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping buruk.
Sedangkan olanzapine merupakan obat-obatan yang diberikan kepada pengidap anoreksia yang tidak merespons kepada metode pengobatan lainnya. Obat ini dapat membantu meredakan rasa cemas yang berkaitan dengan pola makan atau berat badan.
Pengobatan anoreksia tidak dapat dilakukan secara instan. Untuk pulih sepenuhnya, pengidap bisa membutuhkan waktu beberapa tahun karena seiring menjalani pengobatan pun, beberapa dari mereka masih mengalami gangguan makan.
Masalah kesehatan yang muncul
Masalah kesehatan yang dirasakan pengidap anoreksia disebabkan oleh sedikitnya asupan makanan, terutama dalam jangka waktu yang panjang. Beberapa masalah kesehatan tersebut adalah:
  • ·         Sakit kepala dan pusing
  • ·         Kembung
  • ·         Konstipasi
  • ·         Kelelahan
  • ·         Tangan dan kaki yang terlihat mengalami perubahan warna akibat buruknya sirkulasi
  • ·         Demam
  • ·         Rambut rontok
  • ·         Kulit kering
  • ·         Masalah pada pertumbuhan fisik dan pubertas pada anak-anak dan remaja
  • ·         Insomnia
  • ·         Detak jantung tidak teratur
  • ·         Dehidrasi
  • ·         Tekanan darah rendah
  • ·         Tumbuhnya rambut halus di sekujur tubuh
  • ·         Kuku yang mudah patah
  • ·         Sakit perut
  • ·         Gangguan menstruasi pada wanita.

Komplikasi
Beberapa masalah kesehatan atau bahkan kematian dapat terjadi jika anoreksia tidak segera ditangani. Komplikasi muncul akibat kurangnya nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, dalam hal ini dari asupan makanan.
Contoh-contoh komplikasi yang dapat muncul akibat anoreksia diantaranya adalah anemia, tekanan darah rendah, detak jantung tidak teratur, dan bahkan gagal jantung. Pengidap anoreksia juga terancam menderita kerusakan pada hati dan ginjal.
Pada anak-anak dan remaja, anoreksia dapat menghambat perkembangan fisik. Pada orang dewasa, khususnya wanita, kondisi ini dapat menyebabkan osteoporosis, gangguan menstruasi, dan kemandulan. Sedangkan pada pria dewasa, anoreksia dapat menyebabkan impoten dan disfungsi ereksi.
Anoreksia selama kehamilan
Seorang wanita hamil yang mengidap anoreksia dapat berisiko mengalami keguguran, melahirkan bayi prematur, melahirkan bayi berbobot rendah, dan terkadang proses melahirkannya harus dibantu dengan operasi cesar. Wanita hamil yang mengidap anoreksia biasanya akan terus dipantau oleh dokter, baik semasa kehamilannya, maupun setelah melahirkan.
Bukan hanya wanita hamil yang bisa menjadi pengidap anoreksia, wanita mantan pengidap anoreksia yang hamil pun masih perlu mendapatkan pengawasan, serta mendapatkan dukungan selama masa kehamilan mereka.


SUMBER :