Kamis, 25 Juni 2015

Proses Berpikir Dan Berbahasa Pada Anak

BERPIKIR DAN BERBAHASA
 
 
Terdapat keterkaitan yang jelas antara kemampuan berbahasa dengan kemampuan berpikir. Manusia untuk dapat melakukan kegiatan berpikir dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dengan menguasai bahasa maka seseorang akan mengetahui pengetahuan.
Bahasa memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa. Dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari suatu organisme biologis menjadi suatu pribadi di dalam kelompok, yaitu suatu pribadi yang berpikir, merasa berbuat, serta memandang dunia dan kehidupan sesuai dengan lingkungan sosialnya.
Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berbahasanya. Manusia dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa. Tanpa bahasa maka manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak, seperti apa yang kita lakukan dalam kegiatan ilmiah. Dengan kata lain, tanpa mempunyai kemampuan berbahasa ini maka maka kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.
Bahasa mengkomunikasikan tiga hal, yakni buah pikiran, perasan dan sikap. Dalam proses menuangkan pikiran, manusia berusaha mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan dari awal, dengan harapan bahwa akan lebih mudah mengingat dan menarik kembali informasi dikemudian hari.
Sebenarnya, anak-anak dapat menuangkan pikiran dengan caranya masing-masing. Proses menuangkan pikiran menjadi tidak beraturan atau malah tersendat ketika anak-anak terjebak dalam model menuangkan pikiran yang kurang efektif sehingga kreativitas tidak muncul. Model dikte dan mencatat semua yang didiktekan pendidik, mendengar ceramah dan mengingat isinya, menghapal kata-kata penting dan artinya terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah atau dimana saja menjadi kurang efektif ketika tidak didukung oleh kreativitas pendidik atau anak-anak itu sendiri.
Keterkaitan antara pikiran dan bahasa dapat dipetakan dalam tiga pendapat. Perbedaan ini hanya menyangkut variabel mana yang menjadi penyebab.
A.    Konsep berfikir
Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.
Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi seperti saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan.
Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif.
Ada beberapa pendapat mengenai berpikir , diantaranya Menurut hukum Gestalt manusia berfikir secara menyeluruh, maka proses belajar melibatkan proses berfikir, harus dimulai dengan mempelajari materi secara menyeluruh, baru ke bagian-bagiannya.ada yang menganggap sebagai suatu proses asosiasi saja, pandangan semacam ini dikemukakan oleh kaum Asosiasionist. Sedangkan Kaum Fungsionalist memandang berpikir sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons. Diantaranya ada yang mengemukakan bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih. Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, menurut berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian.(Bochenski, dalam Suriasumantri  1983:52) maka dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologisKemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang relatif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang "selengkapnya" tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ini akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.Tujuan berpikir adalah memecahkan permasalahan tersebut. Karena itu sering dikemukakan bahwa berpikir itu adalah merupakan aktifitas psikis yang intentional, berpikir tentang sesuatu. Di dalam pemecahan masalah tersebut, orang menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat mendapatkan pemecahan masalah.


B.     Proses berfikir
Ada tiga langkah proses berfikir, yaitu:
1.      Pembentukan pengertian
Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya :
Manusia Indonesia, ciri - cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit sawo mateng
* Berambut hitam
* Dan sebagainya
Manusia Eropa, ciri - cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit Putih
* Berambut pirang atau putih
* Bermata biru terbuka
* Dan sebagainya
Manusia Negro, ciri - cirinya:
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit htam
* Berambut hitam kriting
* Bermata hitam melotot
* Dan sebagainya
Manusia Cina, ciri - cirinya:
* Mahluk Hidup
* Berbudi
* Berkulit kuning
* Berambut hitam lurus
* Bermata hitam sipit
* Dan sebagainya
Dan manusia yang lain - lainnya lagi.
Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap cirri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah: Makhluk hidup yang berbudi.
2.      Pembentukan pendapat
Pembentukan pendapat adalah meletakkan hubungan dua pengertian atau lebih.pendapat di bagi memjadi tiga jenis yaitu: a. Pendapat afirmatif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu. b. Pendapat negatif, yaitu pendapat yang menindakkan, yang secara tegas menjelaskan tidak adanya sifat tertentu. c. Pendapat modalitas atau kebarangkalian, yaitu kemungkinan-kemungkinan suatu sifat pada suatu hal.
3.      Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu
a. Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat - pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya :
Tembaga di panaskan akan memuai
Perak di panaskan akan memuai
Besi di panaskan akan memuai
Kuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum).
b. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh lain : Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto akan mati.
c. Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.
 
E.     Hubungan berfikir dengan  berbahasa
Berfikir dan berbaasa memiliki kaitan yang sangat erat, karena bahasa adalah sarana berfikir.bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan masyarakat untuk berkerja, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Sebagai suatu sistem bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat.Lambang yang digunakan dalam sistem bahasa adalah adalah berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa terbagi atas dua yaitu bahasa lisan dan tulisan, bahasa lisan disebut pula bahasa primer dan bahasa tulisan disebut juga bahasa skunder. Bahasa lisan dan tulisan dapat digunakan sebagai sarana berfikir atau mengungkapkan pikiran dari pembicara atau penulis.

F.     Perkembangan bahasa
Setiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangis. Melatih bahasa tersebut scorang bayi mengkomunikasikan segala kebutuhan dan keinginannya. Sjalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani terutama yang berhubungan dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan. tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebtit, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat. dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya. Orang tua sangat bertanggung jawab atas kesuksesan belajar anak dan seyogyanya selalu berusaha meningkatkan potensi anak agar dapat berkembang secara maksimal. Pada gilirannya anak akan dapat berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia karena dengan mulai berkomunikasi dengan lingkungan, bersedia memberi dan menerima segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karera itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai anak mengucapkan kata kata yang, pertama. Yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
 
1.      Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mengamati mimik (raut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2.    
            Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mengadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
 
3.      Fase ketiga adalah fase diferensial
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setcngah sampai lima tahun. Ketcrampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak buKan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demii kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulaii dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberi tahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
a.       Bahasa Tubuh
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa salah satu jenis bahasa adalah bahasa tubuh. Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh, yaitu melalui gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh, langkah serta gaya tersebut pada umumnya disebut bahasa tubuh. Bahasa tubuh sering kali dilakukan tanpa disadari. Sebagaimana fungsi bahasa Iain, bahasa tubuh juga merupakan ungkapan komunikari anak yang paling nyata, knrena merupakan ekspresi perasaan serta keinginan mereka terhadap orang lain, misalnya terhadap orang tua (ayah dan ibu) saudara dan orang lain yang d.ipat mememihi atau mengerti akan pikiran anak. Melalui bahasa tubuh anak, orang tua dapat mempelajari apakah anaknya menangis karena lapar, sakit, kcsepian atau bosan pada waklu tertentu.
b.      Bicara
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi sering kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang lain mengerti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang .dipakai anak sebelum pandai berbicara. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tctapi juga birfungsi nntuk mcncapni tujuannya, misalnya:
1)      Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
Dengan berbicara anak mudah untuk menjelaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2)      Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua, dan bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat mendominasi situasi “.ehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan teman bicaranya.
3)      Sebagai alat untuk membina hubungan sosial
Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan berkomunikasi anak-anak Iebih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat memperoleh kesempatan Iebih banyak untuk mendapat peran sebagai pemimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4)      Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. disamping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri melalui orang lain.
5)      Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan peiasaan orang lain
Anak yang suka,berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan modall utama .bagi anak agar diterima dan mendapat simpat’ dari lingkungannya.
6)       Untuk mempengaruhi perilaku orang lain
Dengan kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang bersopan santun. Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik juga dapat merupakan modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan karena teman sebaya menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.

Contoh Kasus Pada Proses Berfikir Dan Berbahasa

Ada seorang anak dimana saat umurnya masih 10 bulan ia mengalami panas tinggi dan mengakibatkan step berkepanjangan. Dan dari situ pula anak tersebut selalu mengalami step ketika panasnya tinggi. Akibat dari itu pula ia memiliki masalah dalam berbicara tentunya sangat berpengaruh pada berbahasa dan berpikirnya. Mungkin adanya saraf-saraf yang tidak dapat berfungsi sehingga berdampak buruk pada anak. Dan sampai umurnya ia berumur 10 tahun seharusnya sudah memiliki gaya bahasa yang semestinya, memiliki kosa kata yang banyak, berfikir bahasa seperti apa yang seharusnya ia gunakan, bertukar kosa kata dengan teman sebayanya, dan lain sebagainya. Namun pada kenyataan kasus seperti ini membuat anak asik dengan dunianya sendiri, walau terkadang ia ingin sekali berkomunikasi yang semestinya dengan kita. Pada kenyataannya ia hanya mampu mengisyaratkan dengan gerak tubuhnya untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung. Untuk itu disini adanya faktor orang tua sangat penting, untuk melatih dan belajar apa saja tindakan yang seharunya ia peroleh dan bagaimana sikap yang semestinya ia lakukan sehingga anak dapat berpikir untuk itu. Tentu saja semangat orang tua sangat penting dan dorongan dari orang tua bisa membuat anak semangat untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari walaupun dalam hatinya ia sadar bahwa ia berbeda dengan anak lainnya.  
Untuk itu bagi orang tua yang memiliki anak seperti contoh tersebut jangan pernah malu ataupun minder. Walau pada kenyataannya sulit untuk menerima kenyataan yang ada. Percayalah ada hikmah dibalik sebuah cobaan. Dan percayalah setiap anak memiliki kompetensi dan bakatnya masing-masing.
Sumber:
Sujanto Agus.1979.Psikologi umum.Jakarta:Aksara Baru
Khodijah, nyayu.2006.Psikologi belajar.Palembang:IAIN
Sumadi.2002.Psikologi pendidikan.Jakarta:PT RajaGrafindo 
http://riksabahasa.blogspot.com/2012/02/hubungan-antara-kemampuan-berpikir_6109.html?m=1

Sabtu, 06 Juni 2015

Persiapan Penampilan Bakat

Hari sabtu nanti akan ada penilaian mengenai bakat yang dimiliki. Saya akan mempresentasikan mengenai bakat saya yaitu memasak. Saya memang suka memasak walaupun masih dalam tahap belajar. Yang saya persiapkan untuk penilaian tersebut adalah pertama saya menentukan akan memasak apa lalu saya memutuskan untuk memasak chicken teriyaki setelah itu saya membeli bahan-bahannya dan langsung mencoba untuk memasaknya sebelum di presentasikan, Dan setelah latihan tersebut saya langsung membuat video dengan sebaik mungkin untuk di presentasikan.

Jumat, 24 April 2015

Menggali Potensi Dalam Diri

Secara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
  • Kemampuan dasar, seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap.
  • Etos kerja, seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap tekanan.
  • Kepribadian, yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.

Potensi dalam diri saya yang sadari yaitu memasak dan berjualan. Saya menyadari bakat saya ini sejak saya kelas 3 SMP. Awalnya saya mencoba untuk jualan pulsa di sekolah dan waktu kelas 2 SMA saya mencoba untuk menjual fashion wanita seperti baju, sepatu dan tas. Dan dari situ saya menyadari kalau saya mempunyai potensi dalam bidang jualan walaupun masih jualan kecil-kecilan tetapi saya terus berusaha supaya hasilnya lebih baik dan penghasilannya meningkat.

Selain itu, saya juga suka belajar memasak. Saya lebih sering mencoba untuk belajar memasak kue daripada makanan berat. Karena menurut saya membuat kue itu membutuhkan kemampuan seni yang cukup bagus supaya tampilan kue menarik perhatian orang-orang. Lalu saya mencoba membuat kue yang bisa dititipkan ke warung-warung kecil seperti puding telor ceplok, pizza mini, dll. 

Saya berharap dari hasil jerih payah saya dan perjuangan saya, suatu saat nanti saya bisa mempunyai butik dan toko kue sendiri . Dan saya juga berharap kepada wanita-wanita muda Indonesa kita harus bisa tunjukkan kepada kaum lelaki kalau kita juga bisa sukses dengan hasil jerih payah kita dan tidak berkegantungan terhadap lelaki walaupun itu suami kita sendiri.

Jumat, 17 April 2015

Bakat Dan Kreativitas

Bakat dan kreativitas. Terkadang orang salah mengartikan apa itu bakat dan apa itu kreativitas. Masih banyak orang yang belum paham arti dari bakat dan kreativitas itu sendiri. Apakah bakat dan kreativitas berbeda? Nah kali ini saya akan memberikan sedikit penjelasan tentang bakat dan kreativitas.


Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar yang ada di diri manusia sejak lahir. Bakat berupa potensi yang masih harus dikembangkan dan dilatih supaya dapat terwujud dan berkembang menjadi suatu keahlian dan ketrampilan khusus tertentu. Untuk memperoleh ketrampilan khusus tersebut perlu diberikan latihan sesuai dengan kemampuan individu tersebut. 

Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu hal yang baru dan asli yang sebelumnya belum dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi dengan mempergunakan imaginasi dan berbagai kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain dan lingkungan untuk hasil yang baru serta bermakna.
Jadi, sebenarnya antara bakat dan kreativitas saling berhubungan. Tidak mungkin bakat bisa berkembang tanpa adanya kreativitas yang mendukung proses perkembangan bakat itu sendiri.

Sumber :

Sabtu, 11 April 2015

Pengusaha Muda Sukses Di Indonesia

Di usia nya yang masih muda Lambertus Darian sudah memiliki bakat sebagai seorang pengusaha, dia menjual berbagai jenis makanan kuliner, seperti jualan Mpek - Mpek Palembang, Makanan Ringan, jualan Sop Iga Bakar hingga punya produk dengan merk sendiri.

Di umur 16 tahun Lambertus Darian pernah ikut bekerja sebagai Sales/Tenaga Penjual dan langsung sukses membuat penjualan pada sebuah Perusahaan Importir Barang dengan penjualan sebesar 95 juta hanya dalam kurun waktu 1 bulan saja. Sungguh pencapaian yang luarbiasa di mata perusahaan dan diapun diberi penghargaan sebagai Top New Sales 2010.

Bakat nya dalam dunia penjualan menjadikan dia sebagai sosok yang tekun dan bergairah di dunia wirausaha, dan memiliki keinginan yang kuat untuk mencoba, mencoba dan mencoba berbagai jenis bisnis yang cocok buatnya.

Di awal pengalaman berbisnisnya memang Darian memulainya dengan Bisnis Kuliner, yaknis bisnis menjual makanan. Dia pernah membuka Bisnis Roti Bakar namun tidak begitu lancar, Bisnis Sop Iga Bakar Sarap juga tidak begitu lancar, Bisnis Sop Iga Bakarnya diubah menjadi Iga dan Konro Bakar Legi.

Dan perlahan bisnis makanan nya ini pun mulai beranjak naik hingga di akhir tahun 2012 bisnisnya sudah mulai beranak pinang dan di tahun 2013 diapun berhasil membawa bisnis makanan nya beroutlet di sebuah Ruko di Muara Karang, yang tadinya hanya menggunakan tenda biasa di pinggir jalan.

Karena jiwa bisnis nya yang sudah mulai berkembang dan mapan, Darian pun mencoba melirik jenis bisnis baru yakni Bisnis Bakmi, Bisnis Minuman Sehat. Dari dalam hatinya Darian bercita - cita untuk bisa berbisnis properti hingga berhasil memiliki saham 25 % di PT. Trijaya Mekar Mandiri, yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan untuk rumah dan taman.

Darian pun mejual produk Cairan pembersih Kamar mandi dengan merk dan paten nya sendiri.

Dari berbagai pengalaman bisnis nya ini Darian pun membangun sebuah komunitas pengusaha anak muda di sebuah akun twitter @BisnisAnakMuda yang meliputi puluhan ribu pengikut.


Pengusaha muda sukses Indonesia

Itulah sosok Darian seorang pengusaha muda Indonesia yang menonjol dan berbakat dengan berbagai prestasi yang membanggakan.


Prestasi Lambertus Darian : 


1. Menjadi ketua komunitas bisnis anak muda yang memiliki pengikut puluhan ribu

2. Menjadi Top New Sale yakni Berhasil melakukan penjualan hingga Rp 95 juta di usia nya yang masih 16 tahun

3. Mampu membeli saham hingga 25% di PT Trijaya Mekar Mandiri

4. Owner Produk Cairan Pembersih Kamar Mandi

Semua keberhasilan yang dicapainya di atas tidak akan berhenti sampai disana saja, namun dengan kegigihan dan tekadnya untuk terus maju berjuang akan mengangkatnya terus menjadi pengusaha muda sukses dan berbakat.

Membangun jaringan yang luas dan komunitas yang positif adalah sebuah value yang harus dimiliki oleh pengusaha, itulah solusi dalam berbisnis imbuh si pengusaha muda ini.

Sumber : http://biografi-pengusaha.blogspot.com/2013/11/lambertus-darian-bisnis-sukses-dengan.html

Senin, 16 Maret 2015

Menari adalah hobiku

Kali ini saya masih membahas tentang bakat. Kali ini saya akan menceritakan tentang observasi bakat seseorang yaitu adik kandung saya sendiri yang bernama Lusi Quenthree Liestiadi yang masih kelas 2 SD mempunyai bakat dalam bidang kesenian yaitu menari. Tentu tidak semua orang bisa menari apalagi untuk anak berumur 8 tahun pasti masih sangat sulit dalam menghafal gerakan nari.

Sejak kecil, Lusi memang tidak bisa diam dan apabila ada lagu dangdut dia langsung bergoyang. Semenjak masuk TK, dia sering ikut lomba menari bersama teman-temannya hingga meraih kejuaraan dari tingkat kecamatan-provinsi. Dan sampai sekarang dia mengikuti ekskul menari di sekolahnya.

Ini adalah foto saat dia mengikuti lomba menari :




Minggu, 15 Maret 2015

Proses Sensasi Dan Persepsi

          


         
         Sensasi adalah proses menerima energi rangsangan dari lingkungan luar. Rangasangan terdiri dari enegi fisik seperti cahaya, suara, dan panas. Rangsangan dideteksi oleh sel reseptor khusus pada organ indera yaitu, mata, hidung, telinga, kulit, dan lidah. Ketika sel reseptor mencatat adanya rangsangan, energi tersebut dikonversi menjadi impuls kimia listrik (proses transduksi) menghasilkan potensial aksi yang mengalirkan informasi mengenai rangsangan melalui sistem saraf ke otak. Ketika rangsangan ini sampai ke otak, informasi bergerak ke bagian yang berhubungan pada korteks serebrum (otak).

            Persepsi adalah proses mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan makna. sel-sel reseptor pada mata kita mencatat benda berwarna perak di angkasa, tetapi sel ini tidak "melihat sebuah pesawat; sel reseptor di telinga bergetar dengan cara tertentu, tetapi sel-sel ini tidak 'mendengar" sebuah simfoni. menemukan pola-pola bermakna dari informasi sensoris, sensoris inilah yang disebut dengan persepsi. proses merasa dan memersepsi memberikan sudut pandang tiga dimensi kepada kita tentang matahari terbenam, sebuah konser musik rock, sentuhan kasih sayang, rasa manis, dan juga aroma bunga dan mentol.

        
            Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi diantaranya :
  1. Ketersediaan informasi sebelumnya
            Ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu.
2. Kebutuhan
            Seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.
3. Pengalaman masa lalu
            Sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah [dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.
4.    Faktor Ekspektansi

            Faktor ini adalah factor yang sangat dominan dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini memberikan oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan  kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
            Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi ,impresi dan konteks.
1.    Emosi
            Emosi akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure)  adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.

2.  Impresi
            Stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya

3.  Konteks
            Walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
  
            Selain itu ada pula faktor lain, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
·         Faktor Internal
            Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Faktor internal  yang mencakup beberapa hal antara lain :
·         Fisiologis
            Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
·         Perhatian
            Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
·         Minat
            Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
·         Kebutuhan yang searah
            Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.
·         Pengalaman dan ingatan
            Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
·         Suasana hati
            Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
·         Faktor Eksternal

            Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
·         Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
·         Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
·         Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
·         Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
·         Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

   Proses Sensasi Menjadi Persepsi (Plotnik,2005)

1) Stimulus yang berupa cahaya, suara,suhu
2) Transductive -> sinyal listrik -> implus syaraf. alah proses dimana panca indera merubah energy fisik ke sinyal-sinyal listrik yang kemudian menjadi implus syaraf dan diteruskan ke otak untuk diproses.
3) Brain : Primary Areas -> ialah implus syaraf yang menjadi sensasi
4) Brain : Association Areas -> ialah sensasi yang diubah menjadi image yang bermakna (persepsi)
5) Personalized perception ialah pengalaman, lingkungan, emosi, ingatan-ingatan personal akan menambah persepsi kita.
Oleh karena itu persepsi bisa tidak mencerminkan stimulus aslinya. Persepsi dapat bias, berubah, atau terdistorsi.

            Proses merubah sensasi menjadi persepsi dipengaruhi oleh keadaan diri kita (apakah diri kita dalam keadaan sadar, khawatir, emosional, mengantuk, termotivasi atau dipengaruhi oleh obat-obatan ilegal)



Daftar pustaka :