Sabtu, 03 Januari 2015

Analisis Novel Angkatan 66 "Jangan Ucapkan Cinta"
Sinopsis

JANGAN UCAPKAN CINTA
Karya : Mira W
Novel ini menceritakan tentang percintaan dan kebencian, seseorang yang begitu mencintai hingga berubah menjadi dendam / sebuah kebencian.

Niken Ardini adalah perempuan yang berasal dari keluarga biasa saja, ayahnya hanya seorang pedagang kecil di pinggiran kota tegal, Niken anak ke 2 dari 3 bersaudara. Kakak laki-lakinya meninggal ketika berumur tujuh tahun karena sakit dan adiknya meninggal juga ketika berumur tiga minggu, sedangkan ibunya harus kehilanggan rahimnya akibat pendarahan setelah melahirkan karena tidak di tangani dengan baik oleh tenaga medis. Semenjak kejadian semua itu Niken bertekat untuk menjadi seorang dokter, tetapi kesulitan ekonomi telah menghambat cita-citanya. Dia hanya bias menjadi seorang perawat di sebuah klinik dokter Eko Prasetio.
Dokter Eko mempunyai kakak yang bernama Aldi, dia berbeda sekali dengan adiknya, Aldi berbadan tinggi, tegap dan gagah sedangkan Dokter Eko badanya kurus dan berkacamata tebal. Niken bertemu dengan Aldi di tempat kerjanya, semenjak ketemu pada pandangan pertama Niken langsung jatuh cinta pada Aldi. Akan tetapi Niken sadar bahwa dia sudah mempunyai tunangan yang bernama Bambang. 

Hari demi hari Aldi selalu bertemu dengan Niken dan menggodanya, akhirnya Niken memutuskan petunangannya dengan Bambang dan memilih menikah bersama dengan Aldi. Walau pun sudah menikah Aldi masih sangat mencintai pacarnya semenjak SMA yang bernama Indah Juwita Purnama yang sangat cantik. Sedangkan Indah sudah memilih menikah bersama dengan Roni seorang Sutradara yang membuatnya menjadi artis dan namanya terkenal dimana-mana. Pertemuan Aldi dan Indah membuat perasaan mereka kembali lagi, Aldi sangat mencintai Indah dan mengajak Indah untuk bersamanya tetapi Indah tidak mau, Indah lebih memilih Roni dan kariernya sebagai seorang artis. Aldi sangat terobsesi sekali dengan Indah sampai merubah bentuk tubuh istrinya yang kurus menjadi berisi dan bagus, tatanan rambut dan segi berpakaian juga, tetapi Niken tidak mengeluh dan menurut saja karena sangat mencintai suaminya sehingga rela diapapun juga. Setelah hampir setahun menikah, Aldi bertemu lagi dengan Indah, akhirnya Aldi meninggalkan Niken yang sedang mengandung anaknya dan lebih memilih pergi jauh bersama dengan Indah. Bertahun-tahun sudah Aldi meninggalkan Niken, dan sejak itu kesengsaraan selalu datang di kehidupannya. Niken hidup seorang diri untuk menghidupi anaknya yang sedang sakit, karena sangat miskin dan menderita sampai akhirnya anaknya meninggal karena sakit keras yang tidak bisa diobati.

Semenjak anaknya meninggal kehidupan Niken semakin hancur dan sengsara hingga menjadi depresi, dan akhirnya masuk rumah sakit jiwa yang secara tidak sengaja ditangani oleh Dokter Eko adik iparnya sendiri. Eko yang dari dulu sangat mencintai Niken tetapi tidak menyatakannya dia selalu menemani Niken dan akhirnya merubah karakter kepribadian Niken yang dulu lugu dan memelas menjadi wanita yang tegar dan sadis hamper tidak memiliki lagi hati. Demi merubah setatus sosialnya akhirnya Niken memilih menikah dengan Dokter Eko adik iparnya sendiri dan membuka lembaran barunya menjadi pengusaha kaya yang terkenal sangat keras dan bengis. Seiring waktu berlalu usaha Niken semakin maju dan menjadi semakin besar, tetapi Niken masih menyimpan dendam pada Aldi dan Indah yang telah membuatnya menderita.

Suatu hari Niken bertemu dengan Aldi dan Indah, semenjak itu Niken mempunyai rencana untuk membalas dendam atas perlakuan mereka dengan membuat Indah menderita dan menjadi gila, begitupun juga kepada Aldi, Niken melakukan hal yang sama dengan membuat bangkrut perusahaannya. Karena Niken masih sangat mencintai Aldi akhirnya mereka bersama lagi dan diketahui oleh Dokter Eko, karena perselingkuhan itu Dokter Eko sangat marah dan akhirnya Dokter Eko berencana untuk membunuh Niken. Rencana pembunuhan itupun terlaksana tapi Dokter Eko salah sasaran sehingga yang terbunuh adalah Indah yang mempunyai kesamaan bentuk tubuh dengan Niken. Dan akhirnya Dokter Eko masuk penjara dan menjadi depresi karena terobsesi untuk membunuh Niken. Aldi dan Niken kembali bersama dan memulai lembaran baru lagi bersama dengan anak Aldi dan Indah yang bernama Bram. Wajahnya sangat mirip dengan anak Niken yang telah meninggal.


B. Unsur Intrinsik

1. Tema : Dalam novel “Jangan Ucapkan Cinta “ ini bertema CINTA DAN DENDAM yang menceritakan tentang percintaan yang isinya seorang wanita yang di kecewakan oleh suami yang menghiyanatinya.

2. Amanat :
• Kesetiaan hasus merupakan suatu pondasi pada setiap hubungan.
• Janganlah membalas dendam karena perbuatan yang sangat tidak baik.

3. Alur : Novel ini menggunakan alur maju dalam ceritanya.

4. Tokoh : 
- Niken Ardini 
Niken mempunyai dua karakter yang pertama dia orangnya baik, lugu, cerdas, gesit dalam bekerja, dan baik hati. Yang kedua setelah kejadian yang menimpanya sifatnya berubah menjadi sadis, kasar, tegas, sombong, dan angkuh.
- Aldi prasetio
Aldi dia orangnya playboy, ganteng, gagah, tinggi, dan suka menggoda wanita.
- Eko prasetio : Eko dia orangnya pendiam, baik, sopan, dan misterius
-  Bambang pranoto
Bambang dia adalah seorang produser sebush film yang sangat ternama sekaligus suami Indah juwita sifatnya keras, sadis, tetapi baik loh.
- Indah juwita purnama 
Indah seorang artis yang sedang naik daun, diasangat canti dan menarik, wanita yang sangat di cintai oleh Aldi tetapi dia isteri dari bambang
- Dimas :Adalah anak Niken dan Aldi semasa hidupnya dia tak pernah melihat wajah ayahnya
- Roni jamal : Adalah seorang produser sekaligus menjadi suami Indah.
- Tuti: bekeja di perusahaan Niken
- Bram : Anak dari Indah dan Aldi

5. Sudut Pandang : 
Novel ini menggunakan nama seseorang sehingga sudut pandangnya menggunakan orang ke 3.

6. Gaya bahasa :
Dalam penulisannya novel ini menggunakan gaya bahasa yang biasa saja dan sederhana.

7. Latar : 
Latar pada novel “ Jangan Ucapkan Cinta “ada pada beberapa tempat yaitu pada rumah, klimik, rumah sakit, kolam renang, hotel, halaman rumah, perusahaan(kantor), dan Country Durham (hutan) Inggris.

C. Kutipan yang menarik

1. “Kata siapa saya tidak bias, mas?”
“Kamu bukan gay, kan?
Eko tertawa pahit.
“Kalo saya bukan playboy seperti mas-Al, tidak berarti saya sakit, kan?” (hal:8)

2. “Pak Aldi memeng punya modal untuk itu.”
Modal untuk jadi playboy maksudmu? Wajah ganteng, tubuh atletis, duit banyak? Kalau saja
kaummu tahu berapa banyak air mata yang harus mereka korbankan untuk menebusnya!”
(hal:11)

3. Niken mempunyai cita-cita menjadi dokter, kedua saudaranya meninggal karena penyakit infeksi. Ibunya harus kehilangan rahimnya akibat pendarahan setelah melahirkan karena tidak
ditangani dengan baik oleh tenaga medis.
(hal:13)

4. Tapi kesulitan ekonomi yang menghambat cita-citanya. Lulus SMA dia tidak mampu melanjutkan studi kefakultas kedokteran, walaupun IQ-nya 142 dan dia di terima difakultas kedokteran negeri.
(hal:13)

5. Niken sangat menyukaipekerjaanya. Dedikasinya tinggi pengabdian total, sifatnya yang lugu dikombinasikan dengan otak yang encer dan sikap yang gesit, amat mendukung profesinya. (hal:14)

6. Jika cinta berarti kebodohan, saya tetap akan memilikinya, Dok. Daripada hidup dalam kegersangan tanpa cinta.
 (hal:49)

7. Eko mengawasi perawatnya dengan mata terbelalak gusar, urat-urat wajahnya menyumbul meredam ledakan kemarahan di dadanya.
 (hal:49)

8. “Kamu akan menyesal!” Desisnya seorang diri ketika Niken telah meninggalkan kamar prakteknya. “Air matamu akan runtuh sebanyak tetes-tetes cintamu! Suatu hari, akan kamu kutuki pertemuanmu dengan dia!”
 (hal:49)

9. Bukan hanya marah, dia sakit hati, sekaligus dendam, labih-lebih saat suaminya meninggalkan dia sedang hamil.
 (hal:60)

10. Aku juga ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri, piker Niken dengan mulut terkunci. Dia bukan hanya merusak hidupku , dia menghancurkan masa depanku!
 (hal:61)

11. Sebagai seoran perawat Niken tahu sekali pentingnya giji yang baik untuk janin dalam kandungan, dia juga memerlukan vitamin, memeriksakan kandungan, membeli berbagai keperluan untuk bayinya. Dan semua itu harus di lakukannya seorang diri karena dia tidak punya suami!
 (hal:63)

12. Sementara itu kandungan semakin membesar tenaganya tidak sekuat biasa lagi, lebih cepat lelah, kegesitanya jauh berkurang karena harus membawa-bawa beban berat di perutnya dan suatu hari jatuh pingsan.
(hal:64)

13. Niken tidak sanggup merawat anaknya di ICU karena itu Dimas hanya di taruh pada ruang isolasi. Duapuluhempat jam Niken menjaga anaknya terus-menerus, dia tidak tidur sekejap pun bahkan tidak makan sama sekali.
(hal:73)

14. “Tidak mungkin….! Dimas di sini..!Kemana lagi dia pergi kalau saya masih di sini? Sejak lahir dia tidak pernah pergi tanpa saya! Kmi tidak pernah berpisah.
 (hal:74)

15. Jika dulu Niken masih memiliki Dimas laksana sebuah oase di padang gurunderita hidipnya, kini yang tersisa hanyalah panasnya dendam dan keringnya cinta di tengah-tengah kegersangan hidupnya……
(hal:75)

16. Aku tidak boleh mati, Desis Niken tiap malam sebelum tidur, sambil mengawasi foto anak dan suaminya, aku masih punya hutang pada kalian…….!
(hal:78)





17. “Anaknya sakit?” Nada suara Niken melunak.
“Dapat telepon mendadak dari suaminya,bu.
Anaknya mendadak kejang-kejang, sudah dua hari anak mbak Tuti darawat di rumah sakit bu…..”
 (hal:85)

18. EMPAT PULUH RIBU?” Niken terbelalak kaget. “Mengapa begitu mahal? Resepnya untuk obat generic kan?”
 (hal:68)

19. “Pusing ya, saying?” Bisik Niken sambil meraba dahi anaknya.
“Ah, masih panas. Dia harus memperoleh anti biotik itu secepatnya. Kalau tidak, panasnya tidak mau turun, atau turun sedikit, lalu naik lagi.
 (hal:71)




20. Bab VII (Hal. 68-78)


Jangan Ucapkan Cinta

“EMPAT PULUH RIBU?”Niken terbelalak kaget. “Mengapa begitu mahal? Resepnya untuk obat generic kan?”
“Kebetulan amoksilin generic-nya lagi kosong.” Sahut petugas di apotik itu acu taka cu. “Kalau tidak mau di ganti yang sejenis, cari saja di apotek lain.” Dengan jengkel niken merenggut kembali resepnya. Digendongnya anaknya yang baru berumur dua tahun, yang sedang menangis lemah sambil merintih. Ketika dia hampir melewati pintu apotik seorang pria berdasi memanggilnya dengan ragu-ragu.Niken menoleh kaget. Dan matanya melebar ketika meliha t Bambang tegak di hadapanya. Rapi, keren, bergaya eksekutif, lengkap dengan kemeja tangan panjang, dasi, berkaca mata berbingkai emas dari merek terkenal, dan tentu saja tas bantu dari kulit asli, yang harganya lima bulan gaji niken sebagai perawat.
“Kamu niken, kan?” tegur bambang seperti tidak percaya dengan matanya sendiri. “Astaga, Nik! Kamu berubah sekali!” Nada suara Bambang memang tidak melecehkan. Tidak. Sama sekali tidak. Tapi bagaimanapun, Niken tak dapat mengusir perasaan rendah diri dari sudut hatinya.
Pasti tambah tua dan kurus, keluh Niken dalam hati. Hampir tiga tahun aku di jerat penderitaan…….

Dan ketika melihat wanita muda yang keren dan cantik itu, tiba-tiba saja Niken merasa minder. Dan tiba-tiba saja dia menyesal tidak memoles wajahnya dengan make up sebelum berangkat tadi…….

Ah, siapa yang ingat dengan segala macam make up? Dimas tiba-tiba kejang. Sudah tiga hari memang dia demam.Dan Niken belum sempat membawanya ke dokter. Dikiranya Cuma demam biasa, pusing, muntah, tidak mau makan, siapa sangka hari ini dia kejang-kejang. Dan kejangnya lebih lama dari kejang demam biasa. Niken membawa Dimas secepatnya ke rumah dokter Eko. Dan di sinilah mereka sekarang…..ah, mengapa dia harus memilih apotek ini?Mengapa dia harus bertemu dengan bambang……? 
“Obatnya sudah selesai, mas,” kata wanita muda yang dandanannya amat modis itu. Perhiasan gemerlapan menyemarakkan penampilannya. “Yuk, pulang!”
“Kenalkan dulu, Da, ini Niken, temanku,” Bambang menoleh kembali pada niken sambil tersenyum bangga. “Ini istriku, Nanda.”

Nanda menoleh sekilas pada Niken. Tanpa memandang sebelah mata dia mengulurkan tangannya, sekedar membalas jabatan tangan Niken.
“Saya ke mobil dulu, mas,” kata Nanda sambil melemparkan sepotong senyum basa-basi pada Niken. Lalu tanpa menoleh lagi dia melangkah anggun ke mobilnya.
Tidak sengaja Niken menoleh keluar. Sebuah mobil merek terkenal. Seorang sopir berdiri di samping mobil, membukakan pintu untuknya.
“Bagaimana keadaanmu, Nik?” tanyanya pura-pura iba. “Ini anakmu? ”Ya,” Niken menghembuskan jawaban itu bersama hembusan napasnya. Anak siapa lagi Ditimang-timangnya Dimas yang masih merintih lemah. Ditepuk-tepuknya pantatnya dengan lembut. “Dia lagi sakit. Aku mesti buru-buru puang.”
“Boleh ku antarkan? Kamu nggak bawa mobil, kan? Tunggu, aku Tanya Nanda dulu ya.”
“Terima kasih. Tidak usah repot-repot. Sampe jumpa.”
Bergegas niken menggendong anaknya keluar Bambang masih memegangi pintu sambil mengawasinya.
“Bekas sahabatmu?”Tanya Nanda begitu Bambang masuk ke mobil
. “Teman lama,”sahut Bambang sambil menarik napas panjang. “Baru tiga tahun berpisah. Tapi rasanya dia sudah bertambah tua tiga belas tahun!”
“Seharusnya kamulah yang naik mobil itu, saying,” bisik Niken sambil mengecup pipi anaknya. Dia menggendong Dimas ke dalam bajae di depan apotik. “Tapi mama tidak menyesal memilih ayahmu. Suatu hari, kalau kamu sudah melihat papa, kamu pasti mengerti mengapa mama memilihnya.” Seperti mengerti kata-kata ibunya, Dimas mengeluh panjang. Dia memejamkan matanya dengan lesu, dan merintih sedikit.
“Pusing ya, saying?” Bisik Niken sambil meraba dahi anaknya.
“Ah, masih panas. Dia harus memperoleh anti biotic itu secepatnya. Kalau tidak, panasnya tidak mau turun, atau turun sedikit, lalu naik lagi.
Diam-diam Niken menyesali dirinya, tidak membawa Dimas ke dokter lebih cepat. Di kiranya Dimas hanya flu biasa, panas sedikit dan sakit leher rewel, tidak mau makan, lagi pula dia sibuk mengurus laporan kepada yang berwajib. Sudah tiga tahun suaminya menghilang tanpa kabar berita. Seharusnya dia sudah berhak mewarisi hartanya. Kalau dia dapat menjual rumah Aldi…barang kali dia dapat lepas dari kesulitan ekonomi yang telah menjeratnya selama ini! Niken sudah pengap sekali. Ingin buru-buru lepas dari beban berat yang menindih hidupnya.
Niken sudah berniat menjual rumahnya dan membawa anaknya pulang ke tegal. Dia akan mencoba mencari penghidupan berdua saja dengan Dimas di sana.
“Dan mama dapat memberimu kehidupan yang lebih baik, “Bisik Niken kepada anaknya dengan perasaan bersala. “Kamu berhak menikmati uang ayah mu, Dimas sayang. Hanya itu yang dapat di berikannya kepada mu.“
“ Tolong, Dok!” Tangis Niken di telepon. “ panasnya tidak mau turun, dan dia kejang lagi!. “Sebentar saya ke sana, “Sahut Eko datar.“ Saya sedang ada pasien “Apa tidak sebaiknya saya bawa ke rumah sakit saja, Dok? “Desah Niken cemas. “Saya takut Dimas kena meningitis!”
“Tunggu saya, “Perintah Eko tegas. “Kompres saja dulu, masukkan antikonvulsan melalui anusnya.
Tetapi ketika Eko muncul di rumah Niken sejam kemudian, kesadaran Dimas sudah mulai menurun. Petekia di kulitnya bertambah banyak. Bergegas mereka membawanya ke rumah sakit.
Dokter anak yang memeriksa Dimas di ruang gawat darurat menyetujui pendapat Niken, bahkan sebelum di lakukan punksi lumbal.
“Kemungkinan meningitis purulenta.”kata dokter itu dengan dahi berkerut. “Sebaiknya diinfus dulu sambil menunggu hasil lab.”
“Masi di rawat, Dok?” gumam Niken antara sedih dan bingung.
“Kalau sudah koma, bukan hanya di rawat dia harus masuk ICU!”
Tapi dari mana aku memperoleh biaya perawatannya? Piker Niken resah. Dia menoleh kearah Eko. Tepat pada saat dokter itu berpaling ke padanya. Tetapi Eko tidak berkata apa-apa. Dia hanya mengawasi Niken. Dan tidak seorang pun mengerti arti tatapanya.
Niken tidak sanggup merawat anaknya di ICU. Karna itu Dimas ditaru di ruang isolasi. Uluh empat jam Niken menjaga anaknya terus menerus. Dia tidak tidur sekejap pun. Bahkan tidak makan sama sekali. Niken membantu merawat, mengganti infuse, mengawasi mereka, memasukan obat ke dalam cairan itu. Memantau demamnya yang tidak kunjung turun. Mengganti kompres.
Niken bahkan tidak henti-hentinya berdoa dan mengajak Dimas berbicara. Meskipun Dimas tidak bereaksi sama sekali. Dia masi tetap dalam keadaan koma, dan tidak seorang pun sanggup membangunkanya. Tidak juga orang yang paling di sayanginya satu-satunya orang yang paling dekat dengannya sejak lahir.
“Bangun dong, sayang.” Bisikannya lirih. “Mama kesepian sekali. Sama siapa mama harus ngomong kalau bukan sama Dimas? Bangun, ya? Nanti mama dongengin si kancil lagi, baru Dimas boleh tidur lagi….”
Tetapi yang maha kuasa berkehendak lain. Demam Dimas tidak kunjung turun. Dan kesadaranya pun tak kunjung puih. Dimas meninggal tanpa memperoleh kesadaranya kembali.
Niken seorang perawat senior dia sudah sering melihat kematian. Sudah sering mendampingi pasien yang hamper meninggal. Dia selalu tau dengan persis kapan waktu kematian pasien itu.
Tetapi ketika anaknya sendiri meninggal, Niken hamper tidak menyadarinya. Dia tidak percaya Dimas telah meninggal kannya.
“Tidak mungkin !” Bantahnya ketika dokter memegang tangannya dan menggelengkan kepalanya dengan murung. “Tidak mungkin!Dimas masi di sini! Ke mana lagi dia pergi kalau saya masih di sini? Sejak lahir, dia tidak perna pergi tanpa saya! Kami tidak pernah berpisah!”
Ketika dokter itu diam termangu, ketika Niken melihat Dimas-nya diam saja walaupun Niken mengguncang-guncang tubuhnya, dai menubruk kaki dokter Eko, meratap sambil memohon pilu.
“Tolong saya Dok! Tolong! Bangunkan Dimas! Jangan biarkan dia pergi! Kami tidak pernah berpisah!”
Tapi sekarang mereka harus berpisah. Niken harus meninggalkan anaknya seorang diri dalam liang lahatnya yang gelap dan sempit. Orang tua nya memaksa membawanya pulang. Walau pun Niken ingin terus mendampingi buah hatinya sementara Eko tak mampu menolongnya. Dia hanya tegak mematung di tepi liang lahat, mengawasi Niken yang sedang menangis dalam rangkulan ibunya.
“Saya ingin tetap di sini!” Tangis Niken getir.“ Saya tidak boleh meninggalkan Dimas! Tidak mau! Tidak mau!”
Sambil meraung Niken merontah ingin menyeburkan dirinya ke dalam lubang kubur. Untung ayahnya masih cukup sigap mendekapnya.
“Mari kita pulang, Nik.” Humam ayahnya dengan air mata berlinang. “Tak ada lagi yang dapat kita lakukan untuk Dimas…. Kita harus meninggalkanya beristirahat dalam damai di sini….”
Dengan siapa Dimas di sana? Kemana dia harus mencari ibunya kalau lapar? Kalau kedinginan! Kalau ketakutan!

“Dimas tidak akan pernah merasakan semua itu lagi, Nik.” Hibur ibunya dengan suara tersendat” Sekarang tak ada lagi penderitaan, rasa sakit, ketakutan….”
Mungkin benar Dimasnya tak akan pernah merasakan penderitaan lagi… Karena semua penderitaan itu kini telah menjadi milik Niken!
Jika dulu Niken memiliki Dimas laksana sebuah oase di padang gurun derita hidupnya, kini yang tersisa hanyalah panasnya dendam dan keringnya cinta di tengah-tengah kegersangan hidupnya…. “Niken tidak gila,” kata Eko mantap di depan orang tua perawatnya. “Dia hanya mengalami depresiberat akibat kehilangan anaknya. Tetapi untuk mencegah kelainan jiwa yang lebih berat, sebaiknya Niken dirawat.”
“Dirawat?” desis ibunya separo panik. “Di rumah sakit… jiwa ?”
“Jika depresinya tidak semakin berat, Niken dapat berobat jalan ke klinik saya. Kebetulan saya sedang mengambi spesialisasi ilmu jiwa. Percayalah, Bu. Karena itu dia harus segera di beri obat-obat anti depresi, sekaligus spikoterapi.”
“Apakah tidak sebaiknya kami bawa dia pulang, Dok?” Selah ayah Niken murung. “Di rumah, ada istri saya yang bias selalu mengawasimya.”
“Tapi di sini ada saya yang dapat mengobatinya engan lebih baik,” Sahut Eko tegas.
Sesaat ayah dan ibu Niken mengawasi dokter itu dengan bimbang. Terus terang, mereka khawatir meninggalkan anaknya seorang diri di Jakarta. Tetapi ada sesuatu di mata dokter itu yang membuat perintahnya sukar di tolak.
“Kalau begitu biar istri saya tinggal di sini untuk sementara waktu, Dok gumam ayah Niken berat. “Biar dia menemani Niken selama berobat.”
“Ok.” Eko mengangkat bahu. “Ini resep obat yang harus di beli . Selamat siang,”
Eko mendengarkan dengan penuh gairah seluruh kisah masalalu Niken. Dia sedang melakukan spikoanalisa. Niken berbaring santai di sofa. Sementara Eko duduk di kursi, Di dekat kepala Niken.
Sudah beberapa kali mereka melakukan spikuanalisa seperti ini. Dan semakin lama, bukan hanya Niken yang merasa semakin lega. Eko pun merasa semakin terlibat.
Niken merasa lebih baik karena dapat menumpahkan semua problem yang terpendam di alam bawa sadarnya. Sementara Eko merasa semakin semangat untuk menggali lebih dalam lagi.
Penderitaan pasiennya saperti bumbu penyedap dalam sebuah buku cerita. Eko sangat menikmatinya. Makin berat penderitaan yang di paparkan Niken,makin bergairah pula Eko mendengarkan kisahnya.
Beberapa kali dia menghipnotis pasiennya. Menggali kejadian-kejadian yang dalam keadaan sadar tak dapat di ungkapkan Niken. Dan sebagian besar kejadian itu, menyangkut hubungan Niken dengan Aldi.
“Kamu masih mencintainya?”
“Saya tidak dapat melupakanya.”
“Kamu tidak boleh melupakannya. Tapi kamu harus berhenti mencintainya. Dia telah menghianati mu. Selama kamu masih mencintainya, kamu akan tetap menderita.”
“Rasanya saya ingin mati saja. Saya ingin menyusul Dimas. Ingin menemaninya….”
“Kamu tidak boleh mati, Niken,.. berulang-ulang Eko menekankan kalimat itu setiap kali dia mengakhiri terapinya. “Kamu masih punya utang yang belum terbayar lunas!”
Sesudah menjalani spikoterapi selama hamper dua tahun, Niken berubah total. Tak ada lagi perawat lugu yang memelas merudung penderitaan. Yang tampil kini adalah seorang wanita yang tegar. Yang hamper tidak memiliki lagi hati dan emosi.
Aku tidak akan mati, desis Niken setiap malam sebelum tidur, sambil mengawasi foto anak dan suaminya. Aku masih punya utang dapa kalian!

Kutipan ini menceritakan tentang :
• perjuangan seorang ibu yang mempertahankan anaknya supaya sembuh dari sakitnya.
• Perjuangan seorang isteri dan anak yang di tinggalkan oleh suaminya begitu saja.
• Kesedihan seorang ibu yang ditinggal mati anak satu-satunya sehingga menjadi gila.
• Menurut saya pada bab ini sangat menarik sekali, ketika saya membacanya sampe menangis karena sangat terharu.


Jumat, 02 Januari 2015

Penerapan Psikologi dalam Bidang Kriminal

PENGERTIAN PSIKOLOGI KRIMINAL
Psikologi kriminal merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari psikologi (kondisi perilaku atau kejiwaan) si penjahat serta semua atau yang berhubungan baik langsung maupun tak langsung dengan perbuatan yang dilakukan dan keseluruhan-keseluruaan akibatnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat di tarik pemahaman bahwa ilmu psikologi kriminal merupakan suatu metode yang di pergunakan guna mengidentifikasi penyebab terjadinya kejahatan yang diakibatkan oleh kelainan perilaku atau faktor kejiwaan si pelaku tindak pidana.

Psikologi kriminal dalam hal ini juga mempelajari tingkah laku individu itu khususnya dan juga mengapa muncul tingkah laku asosial maupun bersifat kriminal. Tingkah laku individu atau manusia yang asosial itu ataupun yang bersifat kriminal tidaklah dapat dipisahkan dari manusia lain, karena manusia yang satu dengan lainnya adalah merupakan suatu jaringan dan mempunyai dasar yang sama.

Menurut ahli-ahli ilmu jiwa dalam bahwa kejahatan merupakan salah satu tingkah laku manusia yang melanggar hukum ditentukan oleh instansi yangterdapat pada diri manusia itu sendiri. Hal ini tidak lain disebabkan bahwa tingkah laku manusia yang sadar tidak mungkin dapat dipahami tanpa mempelajari kehidupan bawah sadar dan tidak sadar yang berpengaruh kepada kesadaran manusia. Psikologi criminal adalah suatu bahan atau ajaran yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas(Dra. Ninik Widyanti dan Yulius Waskita,sh)

MACAM – MACAM KRIMINAL
 Jenis – Jenis Kriminal
1) Jenis – jenis criminal secara umum
A. Dilihat dari Lama Kejadian(duration
Di Negara yang berkembang, Indonesia misalnya, data – data kepolisian menunjukkan terjadinya kejahatan sebagai berikut : (vide “majalah Selecta, 1116 tahun XXV) :
a.       Pencurian dan kekerasan terjadi pada setiap 4,5 menit
b.      Penganiayaan berat terjadi pada setiap 31 menit
c.       Pemerasan terjadi pada setiap 3 jam
d.      Pemerkosaan terjadi pada setiap 3,5 jam
e.       Penculikan terjadi pada setiap 4,5 jam
f.       Pembunuhan terjadi pada setiap 4,5 jam
g.      Pencopetan atau penjambretan pada setiap >< 1 menit
B. Dilihat dari Kesadaran
  1. Kesadaran memang sudah merupakan pekerjaannya (professional criminal) yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok secra teratur berupa penjahat – penjahat bayaran (Donald r. Cressy “criminal organization”)
  2. Kesadaran bahwa tindakan tersebut harus dilakukan sekalipun merupakan pelanggaran hokum, yaitu penjahat yang melakukan kejahatan dengan ditimbang – timbang atau persiapan terlebih dahulu.
  3. Kesadaran bahwa si pelaku tidak diberi kesempatan oleh masyarakat tak bisa member hidup sehingga menjadi residivis
C. Dilihat dari situasional
  1. Kejahatan – kejahatan Ekomomi
Ă˜  Penyeludupan
Ă˜  Kejahatan dalam bidang perbankan
Ă˜  Manipulasi dalam perdagangan
Ă˜  Penyelewengan keuangan Negara (korupsi)
Ă˜  Pengerusakan (sabotase pusat – pusat Kegiatan ekonomi)
  1. Kejahatan – kejatan yang mengancam rasa aman
Ă˜  Banditisme
Ă˜  Hi jacking
  1. Perdagangan obat bius
  2. Pelanggaran lalu lintas yang membahayakan jiiwa jika orang banya dan mengganggu lalu lintas orang
2) Jenis –Jenis Kejahatan
  1. Kejahatan yang serius atau disebut Feloni (kejahatan yang dilakukan dengan mendapat hukuman mati atau penjara seumur hidup)
  2. Kejahatan yang kurang serius disebut misdemeanor(kejahatan yang dilakukan dengan menekam/sekap dalam penjara atau dengan denda)
3) Jenis – Jenis Kekerasan
  1. Kekerasan legal
Kekerasan yang di dukung oleh hokum misalnya tentara melakukan tugasnya dalam peperangan
  1. Kekerasan yang secara social memperoleh sanksi
Kekerasan adanya tingkat dukungan dari sanksi social misanya saja tindakan kekerasan yang dilakukan karena suami berzinahakan akan memperoleh dukungan sosial
  1. Kekerasan rasional
Kekersan yang tidak legal, akan tetapi tidak ada sanksi sosialnya misalnya pembunuhan dalam rangka suatu kejahatan terorganisir artinya orang – orang yang terlibat pekerjaannya pada kejahatan yang terorganisir seperti perjudian, pelacuran, lalu lintas narkotika
  1. Kekekerasan yang tidak berperasaan
Kekerasan yang dilakakan tanpa mengenal korban tanpa ada provokasi tanpa melihat motivasi tertentu dan merupakan ekspresi langsung dari gangguan psikis seseorang dalam saat tertentu.
PENERAPAN
PPs     Psikologi kriminal yang mendasari analisanya dari segi psikologi dalam upaya mengetahui tipe-tipe penjahat,sedang psikologi juga berusaha menganalisa kejahatan tersebut dari sudut kejiwaan tentang macam-macam frustasi dan tekanan-tekanan jiwa manusia yang menjadi sebab timbulnya kejahatan. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu? Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya? Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar? Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.
Hal ini tentunya tidak diterapkan pada seluruh bentuk kasus namun terbatas pada kriminalitas khusus dengan skala prioritas dipandang memiliki nuansa psikologis (pembunuhan, perkosaan, terorisme, narkoba,dls).
Hasil penyelidikan psikologi dunia kriminalitas membenarkan bahwa orang jahat tak dapat disembuhkan hanya dengan kekerasan dan siksaan, tetapi harus diganti dengan terapi mental. Dibenarkan dalam psikologi bahwa perawatan yang menerangkan prinsip-prinsip kesehatan mental dapat membuat penjahat menjadi sadar dan jera selama-lamanya
Suatu  perilaku Kejahatan (kriminal)terbagi menjadi 2  : yang  terencana  dan yang tidak terencana .Hal ini biasanya dilakukan dengan reaksi cepat / spontanitas ataupun emosional.

Produk-produk yang diharapkan dari psikologi dalam sebuah penyidikan  kasus kriminal lain :

1.      Pemeriksaan Psikologi (Kompetensi Psikologi)
Pemeriksaan psikologi ini merupakan sebuah proses psikodiagnostika yang diberikan kepada seseorang yang menjadi saksi, tersangka, ataupun korban (bila memungkinkan) dalam tindak pidana tertentu. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh informasi psikologis  (potensi, kepribadian, profile psikologi, dls) tentang seseorang berkaitan dengan peristiwa pidana tertentu untuk diinformasikan kepada penyidik untuk mengambil langkah-langkah tertentu guna mendukung proses penyidikan.
Tanpa mengecilkan pemeriksaan terhadap subyek yang lain pemeriksaan ini biasanya lebih diarahkan kepada tersangka untuk mengetahui dinamika psikologi seseorang (motif, kebohongan, indikasi psikopathologis, dls) dan saran terhadap penyidik supaya dapat mengambil langkah-langkah tertentu yang menuntut kesegeraan.  

2.      Profiling Psikologi
Profiling psikologi merupakan serangkaian kegiatan profesi psikolog untuk mengidentifikasi ciri-ciri yang bersifat khusus tentang seseorang  atau lebih yang diduga menjadi pelaku tindak kejahatan berdasarkan fakta-fakta di lapangan (TP TKP= Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara). Artinya profesi psikologi harus mampu menyelenggarakan psikodiagnostik terhadap seseorang tanpa harus bertemu dengan seseorang namun hanya berdasarkan pada jejak-jejak yang ditinggalkan (perilaku adalah ekspresi jiwa seseorang, dan TKP merupakan hasil perilaku seseorang).
Dalam Profiling ini psikolog tidak harus (tidak mungkin!) menunjuk pada nama/identitas seseorang secara langsung namun lebih bersifat membantu penyidik  (memperkecil dan mempermudah) dalam memperkirakan siapa yang menjadi pelaku dengan cirri-ciri yang termuat dalam profiling. Lebih mempertajam daripada sekedar memperkirakan modus operandi.   
 Contoh : Korban mutilasi, korban pembunuhan, kasus bom, dls.

3.      Autopsi Psikologi
Menegakkan psikodiagnostik dengan membuat gambaran tentang kepribadian seseorang (yang sudah mati) berdasarkan allo-anamnese dan berbagai keterangan lainnya dari lingkungan untuk membuat profile perilaku tertentu (masih diperdalam psipol) dan didatakan untuk kepentingan lainnya.
Contoh : Membuat profile tentang pelaku bunuh diri, Membuat profile tentang orang yang cenderung menjadi korban (victimologi), dls.

4.      Analisa Psikologi
Kegiatan yang berupa tulisan yang berisi analisa psikologi tentang trend kejahatan atau kriminalitas tertentu dan kemudian membuat saran-saran dan prediksi tertentu (kasuistik, actual, dan berjangka waktu).
Contoh : Kejahatan bulan ramadhan, tren bunuh diri pada anak-anak, penyalahgunaan senjata api, KDRT, dls.


Psikologi Kriminal atau Psikologi Forensik (Forensic Psychology)

Pengertian Psikologi Forensik

Psikologi forensik adalah penelitian dan teori psikologi yang berkaitan dengan efek-efek dari faktor kognitif, afektif, dan perilaku terhadap proses hukum. Beberapa akibat dari kekhilafan manusia yang mempengaruhi berbagai aspek dalam bidanghukum adalah penilaian yang bias, ketergantungan pada stereotip, ingatan yang keliru, dan keputusan yang salah atau tidak adil. Karena adanya keterkaitan antarapsikologi dan hukum, para psikolog sering diminta bantuannya sebagai saksi ahli dan konsultan ruang sidang.  (Baron & Byrne,2004:217)

Aspek penting dari psikologi forensik adalah kemampuannya untuk mengetes di pengadilan, reformulasi penemuan psikologi ke dalam bahasa legal dalam pengadilan, dan menyediakan informasi kepada personel legal sehingga dapat dimengerti (Michael Nietzel,1986). Maka dari itu, ahli psikologi forensik harus dapat menerjemahkan informasi psikologis ke dalam kerangka legal (David L.Shapiro,1984).

Hukum merupakan hal yang bisa dikatakan mempunyai pengaruh yang dominan dalam kehidupan manusia untuk mengarahkan kehidupannnya ke arah yan lebih baik. Blackburn (dalam Bartol & Bartol, 1994; Kapardis, 1995) membagi peran psikologi dalam bidang hukum: psychology in law, psychology and law, psychology of law.
1.   Psychology in law, merupakan aplikasi praktis psikologi dalam bidang hukum seperti psikolog diundang menjadi saksi ahli dalam proses peradilan.
2.    Psychology and law, meliputi bidang psycho-legal research yaitu penelitian tentang individu yang terkait dengan hukum seperti hakim, jaksa, pengacara, terdakwa.
3.    Psychology of law, hubungan hukum dan psikologi lebih abstrak,  hukum sebagai penentu perilaku. Isu yang dikaji antara lain bagaimana masyarakat mempengaruhi hukum dan bagaimana hukum mempengaruhi masyarakat.

Pandangan di atas sesuai dengan pendapat Mark Constanzo (2006) bahwa peran psikolog/psikologi dalam bidang hukum:
1.   Sebagai penasehat;
2.    Sebagai evaluator;
3.    Sebagai pembaharu

Isu-isu yang berkaitan dengan kajian aplikasi psikologi dalam bidang hukum berkenaan dengan persepsi keadilan (bagaimana sesuatu putusan dikatakan adil, kenapa orang berbuat kejahatan, bagaimana mengubah perilaku orang untuk tidak berbuat kejahatan). Aplikasi secara detail dalam bidang ini antara lain: forensik, kriminalitas, pengadilan (hakim, jaksa, terdakwa, saksi, dll), pemenjaraan, dan yang berkaitan dengan penegakan hukum seperti kepolisian, dan lain-lain.
Kejahatan:  terencana dan dan  Tidak terencana : reaksi cepat, emosional
Macam Perilaku Kejahatan:
1.   Kriminal biasa : mencuri, mencopet, dll;
2.    Kriminal Konvensional: untuk jalan hidup;
3.    Kriminal Profesional: dengan keahlian;
4.    Kriminal dengan kekerasan: pembunuhan, perkosaan;
5.    Kriminal ‘public order’: tidak ada korban, tetapi secara etika melanggar;
6.    Kriminal politik: menentang pemerintah yg berkuasa;
7.   Kriminal occupasional: malpraktek;
8.    Kriminal bisnis: manipulasi bisnis, dan  menipu konsumen;
9.    Yang terorganisasi: mafia, narkoba, dll.

Kegunaan psikologi forensik dalam kasus kriminalitas, adalah sebagai berikut:
1.   Penjelasan berdasarkan psikologi mengenai perilaku kejahatan: Konsep psikoanalisa mengenai kejahatan. Menurut psikoanalisa, perilaku kriminal dapat terjadi sebagai hasil dari super-ego atau ID yang terlalu kaku, lemah, ataupun mengalami deviasi.
2.    Menurut konsep learning theories, pendekatan ini menekankan peran dari keluarga dan teman sebaya sebagai sumber perilaku kriminal serta peran reinforcement dan punishment dalam menekan perilaku tersebut.
3.    Selain itu, psikologi forensik juga berperan dalam membuat profile pelaku dari sebuah kasus kejahatan. Kita bisa melihat di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, psikolog membuat profile mengenai pelaku dari korban-korban yang ada serta bukti di lapangan. Biasanya profile ini digabungkan dengan profile dari polisi.
4.    Selain itu, psikolog juga berperan dalam sebuah kesaksian. Psikolog menganalisa kesaksian dari saksi ataupun tersangka. Melihat dari struktur kognitif, teori atribusi, ataupun mengidentifikasi dari TKP. Yang penting juga yaitu jika ada saksi mata seorang anak-anak.
5.    Psikolog juga membantu saksi mata untuk dapat mengenali suatu kejadian serta membuat saksi mata dapat memperoleh ingatan mengenai suatu tindak kejahatan.
6.  Psikolog juga menganalisa apakah hukuman penjara bekerja atau tidak, serta efek psikologis yang terdapat pada mereka yang dipenjara. Psikolog juga membantu di dalam penjara dengan program pelatihan serta pengobatan perilaku kriminal dengan cara sesi khusus, token ekonomies, ataupun terapi anger management.

Peran Psikologi Forensic dalam Proses Hukum
Polisi                     :   Membantu polisi dalam melekukan penyelidikan pada saksi, korban dan pelaku.
Kejaksaan                : Membantu jaksa dalam memahami kondisi psikologis pelaku dan korban, dan memberikan pelatihan tentang gaya bertanya pada saksi.
Pengadilan                : Sebagai saksi ahli dalam persidangan.
Lembaga Pemasyarakatan : Assesmen dan intervensi psikologis pada narapidana.

Jika  dilihat dari proses tahapan penegakan hukum, psikologi berperan dalam empat tahap, yaitu: 
1.   Pada tahap pencegahan, psikologi dapat membantu aparak penegak hukum memberikan sosialisasi dan pengatahuan ilmiah kepada masyarakat bagaimana cara mencegah tindakan kriminal.  Misalkan,  psikologi memberikan informasi mengenali pola perilaku kriminal, dengan pemahaman tersebut diharapkan msyarakat mampu mencegah perilaku kriminal.
2.    Pada tahap penanganan, yaitu ketika tindak kriminal telah terjadi, psikologi dapat membantu polisi dalam mengidentifikasi pelaku dan motif pelaku sehingga polisi dapat mengungkap pelaku kejahatan. Misalkan dengan teknik  criminal profiling dan  geographical profiling. Criminal profiling merupakan salah cara atau teknik investigasi untuk mengambarkan profil pelaku kriminal, dari segi demografi (umur, tinggi, suku), psikologis (motif, kepribadian), modus operandi, dan seting tempat kejadian (scene). geographical profiling., yaitu suatu teknik investigasi yang menekan pengenalan terhadap karakteristik daerah, pola tempat, seting kejadian tindakan kriminal, yang bertujuan untuk memprediksi tempat tindakan krminal dan tempat tinggal pelaku kriminal sehingga pelaku mudah ditemukan (kemp & Van, 2007)
3.    Pada tahap pemindanaan, psikologi memberikan penjelasan mengenai kondisi psikologis pelaku  kejahatan  sehingga hakim memberikan hukuman (pemindanaan) sesuai dengan  alat bukti dan mempertimbangkan  motif/kondisi psikologis  pelaku kejahatan. Menurut  Muladi dalam  (Rizanizarli, 2004)  tujuan pemindanaan adalah  memperbaiki kerusakan individual dan sosial yang diakibatkan tindak pidana.  Ada beberapa teori yang terkait dengan tujuan pemindanaan. Pertama, teori retributif (balas dendam), teori ini mengatakan bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas perilakunya, akibatnya di harus menerima hukuman yang setimpal. kedua teori relatif (tujuan), teori ini bertujuan untuk mencegah orang melakukan perbuatan jahat. Teori ini sering disebut dengan teori  deterrence  (pencegahan). Ada dua jenis teori  relatif, yaitu  teori pencegahan dan teori penghambat. Teori pencegahan dibagi dua, yaitu pencegahan umum, efek pencegahan sebelum tindak pidana dilakukan,  misalnya melalui ancaman dan keteladanan, dan pencegahan spesial, efek pencegahan setelah tindak pidana dilakukan. Sementara teori penghambatan,  yaitu bahwa pemindanaan bertujuan untuk mengintimidasi mental pelaku agar pada masa datang tidak melakukannya lagi.  Ketiga, behavioristik, teori ini berfokus pda perilaku. Teori ini dibagi dua, yaitu  incapacitation theory, pemindanaan harus dilakukan agar pelaku tidak dapat berbuat pidana lagi dan Rehabilitation theory, yaitu pemindanaan dilakukan untuk memudahkan melakukan rehabilitasi (Rizanizarli, 2004)
4.    Tahap terakhir adalah pemenjaraan. Pada tahap ini pelaku ditempatkan dalam lembaga permasyarakatan  (LP). Tujuannya  adalah agar pelaku kejahatan mengalami perubahan perilaku menjadi orang baik. Namun kenyataannya berbeda, banyak pelaku kriminal setelah keluar dari LP bukannya menjadi lebih baik tapi tetap melakukan tindakan kejahatan  kembali bahkan secara kuantitas dan kualitas tindakan kejahatannya lebih berat daripada sebelumnya. Hal ini terjadi karena terjadi proses pembelajaran sosial ketika di LP.  Dalam konsep psikologi, LP haruslah menjadi tempat rehabilitasi para pelaku kejahatan. Idealnya terjadi perubahan perilaku dan psikologis narapidana sehingga setelah keluar dapat menjadi orang   yang  berperilaku baik dan berguna  bagi masyarakat. Ada beberapa konsep  psikoloogi  yang dapat ditawarkan dalam perubahan perilaku narapidana di LP. Pertama, berorentasi personal, yaitu dengan  cara  terapi individual/kelompok, misalkan    terapi  kogniif.  Kedua, berorentasi lingkungan, dengan menciptakan    lingkungan fisik  LP  yang mendukung perubahan perilaku narapidana, misalkan jumlah narapidana sesuai dengan besarnya ruangan sel sehingga tidak terjadi kepadatan dan kesesakan yang berpotensi  menimbulkan perilaku agresif narapidana.

Kenapa orang berbuat kejahatan ?
Pendekatan Tipologi Fisik dalam Kepribadian
Tokoh yang mempopulerkan pendekatan ini adalah Sheldon dan Kretchmer. Kretchmer mengajukan teori konstitusi dalam kepribadian yang artinya adalah mencari hubungan antara tipe tubuh fisiologis dengan tipe kepribadian seseorang. Menurut Kretchmer ada tiga tipe jaringan embrionik dalam tubuh, yaitu:
1.   Endoderm berupa sistem digestif (pencernaan)
2.    Ectoderm berupa sistem kulit dan syaraf;
3.    Mesoderm yang terdiri dari tulang dan otot.
Menurut Kretchmer orang yang normal itu memiliki perkembangan yang seimbang, sehingga kepribadiannya menjadi normal. Apabila perkembangannyaimbalance, maka akan mengalami problem kepribadian.
William Shldon (1949), dengan teori Tipologi Somatiknya, Ia membagi bentuk tubuh ke dalam tiga tipe.
1.   Endomorf: Gemuk (Obese), lembut (soft), and rounded people, menyenangkan dan sociabel.
2.    Mesomorf : berotot (muscular), atletis (athletic people), asertif, vigorous, andbold.
3.    Ektomorf : tinggi (Tall), kurus (thin), and otak berkembang dengan baik (welldeveloped brain), Introverted, sensitive, and nervous.

Menurut Sheldon, tipe mesomorf merupakan tipe yang paling banyak melakukan tindakan kriminal.
Berdasarkan dari dua kajian di atas, banyak kajian tentang perilaku kriminal saat ini yang didasarkan pada hubungan antara bentuk fisik dengan tindakan kriminal. Salah satu simpulannya misalnya, karakteristik fisik pencuri itu memiliki kepala pendek (short heads), rambut merah (blond hair), dan rahang tidak menonjol keluar (nonprotruding jaws), sedangkan karakteristik perampok misalnya ia memiliki rambut yang panjang bergelombang, telinga pendek, dan wajah lebar. Apakah pendekatan ini diterima secara ilmiah? Barangkali metode ini yang paling mudah dilakukan oleh para ahli kriminologi kala itu, yaitu dengan mengukur ukuran fisik para pelaku kejahatan yang sudah ditahan/ dihukum, orang lalu melakukan pengukuran dan hasil pengukuran itu disimpulkan.

Pendekatan Teori Trait Kepribadian
Pendekatan ini menyatakan bahwa sifat atau karakteristik kepribadian tertentu berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan kriminal. Beberapa ide tentang konsep ini dapat dicermati dari hasil-hasil pengukuran tes kepribadian.
Dari beberapa penelitian tentang kepribadian baik yang melakukan teknik kuesioner ataupun teknik proyektif dapatlah disimpulkan kecenderungan kepribadian memiliki hubungan dengan perilaku kriminal. Dimisalkan orang yang cenderung melakukan tindakan kriminal adalah rendah kemampuan kontrol dirinya, orang yang cenerung pemberani, dominansi sangat kuat, power yang lebih, ekstravert, cenderung asertif, macho, dorongan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang sangat tinggi, dan sebagainya. Sifat-sifat di atas telah diteliti dalam kajian terhadap para tahanan oleh beragam ahli.
Hanya saja, tampaknya masih perlu kajian yang lebih komprehensif tidak hanya satu aspek sifat kepribadian yang diteliti, melainkan seluruh sifat itu bisa diprofilkan secara bersama-sama.

Pendekatan Psikoanalisis
1.   Freud melihat bahwa perilaku kriminal merupakan representasi dari Id yang tidak terkendalikan oleh ego dan super ego. Id ini merupakan impuls yang memiliki prinsip kenikmatan (Pleasure Principle). Ketika prinsip itu dikembangkannyaSuper-ego terlalu lemah untuk mengontrol impuls yang hedonistik ini. Walhasil, perilaku untuk sekehendak hati asalkan menyenangkan muncul dalam diri seseorang. Mengapa super-ego lemah? Hal itu disebabkan oleh resolusi yang tidak baik dalam menghadapi konflik Oedipus, artinya anak seharusnya melakukan belajar dan beridentifikasi dengan bapaknya, tapi malah dengan ibunya.
2.    Penjelasan lainnya dari pendekatan psikoanalis yaitu bahwa tindakan kriminal disebabkan karena rasa cemburu pada bapak yang tidak terselesaikan, sehingga individu senang melakukan tindak kriminal untuk mendapatkan hukuman dari bapaknya.
3.    Psikoanalist lain (Bowlby: 1953) menyatakan bahwa aktivitas kriminal merupakan pengganti dari rasa cinta dan afeksi. Umumnya kriminalitas dilakukan pada saat hilangnya ikatan cinta ibu-anak.

Pendekatan Teori Belajar Sosial
Teori ini dimotori oleh Albert Bandura (1986). Bandura menyatakan bahwa peran model dalam melakukan penyimpangan yang berada di rumah, media, dan subcultur tertentu (gang) merupakan contoh baik untuk terbentuknya perilaku kriminal orang lain. Observasi dan kemudian imitasi dan identifikasi merupakan cara yang biasa dilakukan hingga terbentuknya perilaku menyimpang tersebut. Ada dua cara observasi yang dilakukan terhadap model yaitu secara langsung dan secara tidak langsung (melalui vicarious reinforcement).

Pendekatan Teori Kognitif
Penelitian Yochelson & Samenow (1976, 1984) mencoba mengetahui tentang gaya kognitif (cognitive styles) pelaku kriminal dan mencari pola atau penyimpangan bagaimana memproses informasi. Para peneliiti ini yakin bahwa pola berpikir lebih penting daripada sekedar faktor biologis dan lingkungan dalam menentukan seseorang untuk menjadi kriminal atau bukan. Dengan mengambil sampel pelaku kriminal seperti ahli manipulasi.(master manipulators), liar yang kompulsif, dan orang yang tidak bias mengendalikan dirinya mendapatkan hasil simpulan bahwa pola piker pelaku kriminal itu memiliki logika yang sifatnya internal dan konsisten, hanya saja logikanya salah dan tidak bertanggung jawab. Ketidaksesuaian pola ini sangat beda antara pandangan mengenai realitas.

Faktor penyebab perilaku kriminalitas dapat dijabarkan menjadi:
1.   Faktor Demografik, yaitu antara lain usia muda, jenis kelamin dan status sosial rendah;
2.    Faktor Keluarga, yaitu antara lain kelahiran diluar nikah, ketidakmampuan orang tua memberi pengasuhan, penyaalahgunaan anak atau pengabaian anak, akibat kehamilan yang tidak diharapkan dan kurangnya kelekatan dengan orang tua;
3.    Faktor pekerjaan atau sekolah;
4.    Faktor kepribadian, yang meliputi antara lain kepribadian sensation seeking atau risk taking yang sering ditunjukkan oleh remaja seperti berbohong, impulsive dan kesulitan menunda kepuasan, locus of control eksternal, kebiasaan mengkonsumsi alcohol dan penyalahgunaan obat;
5.    Faktor yang berkaitan dengan riwayat seksual, seperti usia saat melakukan hubungan seksual pertama kali, jumlah pasangan seksual dan usia saat melakukan pernikahan pertama; dan
6.    Gangguan klinis yang diderita


SUMBER : http://dinazainuddin.blogspot.com/2012/12/psikologi-dan-peranannya-dalam.html

PSIKOPAT

Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat, karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.
                         Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.
                         Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuhpemerkosa, dan koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.
  •                          Seorang psikopat adalah orang yang selalu sukses di lini dan jenis pekerjaan apapun. Hal ini disebabkan dirinya cepat beradaptasi dengan kondisi apapun - terutama kondisi ekstrim. Kecerdasannya membuat dia memiliki kemampuan luar biasa untuk berpikir kreatif tanpa perlu mengikuti aturan2 baku yang berlaku

                         Seorang psikopat punya kecenderungan untuk melakukan tindakan kekerasan, seksual, memiliki keinginan agresif yang berlebihan. Walau demikian, mereka memiliki kemampuan kendali diri (impulsive control abilites) yang sangat baik dan mampu mengekang agresivitas mereka, sehingga tampak luar mereka adalah orang yang kalem, tenang, dan punya tata-krama kesopanan yang baik. Tidak sedikit pula karena sikapnya yang demikian, mereka dipilih sebagai pemimpin
GEJALA PSIKOPAT
  • Sering berbohong, fasih dan dangkal
  • Egosentris dan menganggap dirinya hebat
  • Tidak punya rasa sesal dan bersalah. Kadang-kadang psikopat mengakui kesalahannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
  • Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil
  • Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat.
  • Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala manusia tidak ada bedanya.
  • Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
  • Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang  psikopat untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik dan mudah menyerang orang karena hal sepele.
  • Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
  • Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki tanggapan fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, ataupun gemetar. Pengidap psikopat tidak memiliki perasaan tersebut karena itu psikopat sering sekali disebut dengan istilah &*8220;dingin&*8221;.
  • Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
  • Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan anak-anak yang lain.
  • Biasanya banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang lain menyalahkannya. Merasa paling benar dan biasanya anggapannya itu memang benar.
  • Mengetahui seuatu yang tidak diketahui. Biasanya banyak yang benar dan sangat sedikit sekali yang salah.
  • Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi (perkiraannya jarang salah dan kebanyakan adalah benar atau benar semuanya).
Ciri-ciri psikopat
a.Tampil anggun / penuh percaya diri 
b. Sangat senang dipuji.
c. Tidak perduli dengan (keselamatan) orang lain 
d. Tidak punya rasa tanggung jawab
e. Tidak punya toleransi terhadap kesalahan / perbedaan / deviasi
f. Narsis (Cinta pada diri sendiri), kadang berlebihan
g. Sering berbohong dan ceritanya berubah-ubah
h. Manipulatif (senang memanfaatkan orang lain)
i. Memiliki pola pikir yang super-kreatif 
j. Cenderung melakukan kekerasan saat merasa tersudut / kalah
k. Tidak memiliki rasa empati
l. Punya orientasi seksual yang menyimpang
m. Senang melukai / menyiksa / menyakiti orang lain dalam bentuk fisik / non-fisik
n. Tidak mampu memahami pekerjaan yang sifatnya struktural / prosedural
o. Tidak pernah merasa bersalah.
Psikopat terbagi dalam tiga kategori
1.Psikopat Ringan
Psikopat ringan yaitu pengidap psikopat yang melakukan perilaku yang secara umum menyimpang dari norma-norma sosial.
Contoh
  Berdasarkan hasil survei di Amerika, 1 dari 8 Facebooker adalah pengidap psikopat.
Ciri-cirinya
1.Sering berbohong : menggunakan foto profil palsu, nama palsu dan data palsu
2.Egosentris : Enggan menerima saran-saran positif dan suka membantah
3.Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah:  suka menyerang pribadi pembuat status tanpa merasa bersalah
4.Senang melakukan pelanggaran: suka memuat foto porno, foto tidak sopan, suka membuat status yang tidak layak dibaca
5.Sikap acuh tak acuh: Suka membuat komentar yang bersikap sinis
6.Kurang empati: merasa lebih tahu, lebih mengerti dan merasa lebih pintar dari pembuat status lainnya
7.Agresif : suka mencela status dan penulis status. Bahkan, suka menggurui.
8.Impulsif dan mudah bereaksi : jika ada status yang bernada provokatif, Facebooker tersebut langsung bereaksi keras.
9.Tidak mampu bertanggung jawab : kalau melakukan kesalahan di Facebook, tak pernah meminta maaf
10.Manipulatif: kalau ditegur Facebooker lain, slalu cari-cari dalih atau alasan
2. Psikopat Sedang
Psikopat sedang yaitu pengidap psikopat yang melakukan perilaku yang secara umum menyimpang dari norma-norma hukum.
Ciri-cirinya
1.Sering berbohong: suka menipu, pungli, korupsi, nepotisme,suap, sogok
2.Egosentris :  suka memalak atau memeras
3.Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah: selalu menguangi perbuatan jahatnya
4.Senang melakukan pelanggaran:  suka melakukan tindakan kriminal perdata
5.Sikap acuh tak acuh: tidak takut ancaman hukuman
6.Kurang empati:  suka mempermainkan perasaan orang lain
7.Agresif: suka memaksa
8.Impulsif dan mudah bereaksi : langsung reaktif tanpa mau mendengarkan keluhan orang lain
9.Tidak mampu bertanggung jawab : selalu menghindar dari pertanggungjawaban
10.Manipulatif: suka cari-cara alasan dan pembenaran atas perbuatan kriminalnya
3.Psikopat berat
  Psikopat berat yaitu pengidap psikopat yang melakukan perilaku yang secara umum menyimpang dari norma-norma agama.
Ciri-cirinya
1.Sering berbohong: walaupun sudah disumpah atas nama Tuhan, tetapi tetap berbohong (di penngadilan)
2.Egosentris : merasa agamanya sendiri paling sempurna
3.Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah: jika berkata tidak benar (munafik) dan suka ingkar janji walaupun mengucapkan kalimatInsya Allah”
4.Senang melakukan pelanggaran : berzina, judi,lesbian,homoseks,masturbasi
5.Sikap acuh tak acuh : tidak mau menghargai penganut agama lain
6.Kurang empati:  membenci suku lain, agama lain, ras/bangsa lain dan antar golongan lain secara sembarangan (gebyah uyah).
7.Agresif : melakukan perkosaan, pembunuhan, perampokan, perusakan harta pribadi, penyiksaan, merusak tempat peribadatan agama lain
8.Impulsif dan mudah bereaksi : bersikap anarki terhadap hal-hal yang tujuannya mungkin baik tetapi caranya salah dan tidak religius
9.Tidak mampu bertanggung jawab : melakukan kejahatan dengan dalih membela agama atau demi agama
10.Manipulatif: bersikap syirik/musyrik
MENGHINDARI SEORANG PSIKOPAT
       Sangat sulit untuk mengatakan seseorang adalah seorang psikopat. Terlebih mereka mampu beradaptasi dengan baik dan memiliki tingkah-laku yang sangat santun. Psikopat pun adalah orang yang sangat cerdas sehingga kita pun tidak dapat serta-merta menunjuk dirinya sebagai seorang psikopat
      Yang bisa kita lakukan adalah bersikap preventif. Apabila ada orang yang baru kita kenal dan tiba-tiba sudah mengajak jalan / bertindak agresif / posesif, Anda patut waspada. Seorang psikopat tidak bisa menerima kata "tidak" karena itu mengindikasikan dirinya "kalah". 
       Selain itu, waspadalah dengan orang yang "terlalu sopan". Orang yang tiba-tiba mendekati kita, lalu memuji dirinya sendiri secara berlebihan (narsis), juga patut diwaspadai. Karena salah satu ciri seorang psikopat adalah cinta pada diri sendiri, dan kadang berlebihan
PENANGANAN DAN PENCEGAHAN
     Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya bisa terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitasi psikopat saat ini baru dalam tahap kopleksitas pemahaman gejala. Terapi yang paling mungkin adalan non obat seperti konseling. Namun melihat kompleksitas masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan sulit bahkan tidak mungkin. Seorang psikopat tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga memintanya datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa dilakukan manusia adalah menghindari orang-orang psikopat, memberikan terapi pada korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak dan mencegah psikopat jangan berubah menjadi kriminal.
     Beberapa penelitian faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Lingkungan tersebut bisa berupa fisik, biologis dan sosial. Tetapi kebanyakan orang-orang beresiko biasanya memasuki lingkungan yang sama yang berpotensi terjadinya kejahatan tersebut. Faktor lingkungan fisik dan sosial yang beresiko berkembangnya seorang psikopat menjadi kriminal adalah tekanan ekonomi yang buruk, perlakuan kasar dan keras sejak usia anak, penelantaran anak, perceraian orang tua, kesibukan orangtua, faktor pemberian nutrisi tertentu, dan kehidupan keluarga yang tidak mematuhi etika hukum, agama dan sosial. Lingkungan yang beresiko lainnya adalah hidup ditengah masyarakat yang dekat dengan perbuatan criminal seperti pembunuhan, penyiksaan, kekerasan dan lain sebagainya.
       Sedangkan lingkungan biologis salah satunya yang saat ini banyak diteliti adalah pola makan apakah berpengaruh terhadap tindak kriminal tersebut. Adanya penelitian yang dilakukan Peter C dkk tahun 1997 cukup mengejutkan. Didapatkan kaitan diet, alergi makanan, intoleransi makanan dan perilaku kriminal di usia muda cukup menjadi informasi dan fakta ilmiah yang menarik dan sangat penting, Meskipun demikian masih belum dapat dijelaskan mengapa beberapa faktor tersebut berkaitan.Terdapat beberapa faktor resiko untuk terjadi tindak kekerasan dan kriminal tersebut seperti agresifitas, emosi, impulsifitas, hiperaktif, gangguan tidur dan sebagainya. Ternyata banyak faktor resiko tersebut juga terjadi pada penderita alergi. Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, impulsifitas hingga memperberat gejala penderita Autism dan ADHD.
         Bila faktor genetik, gangguan fungsi otak, dan diikuti oleh lingkungan fisik, biologis dan sosial yang negatif maka tindak kriminal pada penderita psikopat lebih gampang terjadi. Sehingga sangatlah penting untuk mengetahui faktor resiko dan gangguan perilaku pada usia anak untuk dilakukan pencegahan sejak dini.


SUMBER :