Senin, 29 Desember 2014

Hujan

Ada yang bilang hujan itu bencana, tapi banyak juga yang berkata bahwa hujan itu anugerah.
Hujan pengundang keluhan, tetapi juga pembangkit memori. 
Hujan adalah hal yang dibenci hewan-hewan berbulu bermata manja, tapi kesukaan para katak dan penghuni ekosistem rumput. 
Hujan itu pencipta kerusakan bagi sepatu-sepatu berbahan kanvas, tetapi juga penilai ketangguhan sebuah sandal jepit kacangan. 
Hujan penghambat manusia berlibur akhir pekan, tapi juga pemberi nafkah bagi para penjaja payung jalanan. 

Hujan itu minus. Hujan itu plus.
Hujan itu menyebalkan. Hujan itu menyenangkan.
Hujan membawa kesedihan. Hujan itu mencipta kerinduan.

Hujan memaksa saya melihat segala sesuatu dari dua sisi. Dua sudut pandang. Dua pasang mata. Dua otak. Bahkan dua hati. 

Dan sebenarnya, hujan membuat saya membahana. Memaksa saya untuk tersenyum bahagia. Dan, saya tak bisa mengelak, tentunya. Hujan berhasil membuai saya, dalam sebuah euforia yang luar biasa. Mengalirkan sejuta kata tak tersurat, yang hanya sanggup melayang di tayangan salindia otak. Melambungkan sebuah imaji, akan masa lalu, sekarang, dan masa datang. Menjadi mesin waktu yang mampu berpindah-pindah, lebih hebat dari laci milik Nobita, ataupun mobil di film "Back To The Future". 

Sumber : http://ceritahujancandella.blogspot.com/2012/11/melodi-di-musim-penghujan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar